Washington, Purna Warta – Presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump dan Presiden Cina Xi Jinping dalam komunikasi via telepon pada hari Jum’at lalu membicarakan perdagangan, fentanyl dan Tiktok. Komunikasi kedua pemimpin negara adidaya ini terjadi hanya beberapa hari sebelum Donald Trump kembali ke gedung putih secara resmi sebagai presiden baru Amerika.
Baca juga: Youtuber Top “MrBeast” Mengatakan Bersedia Membeli Tiktok
Diantara janji yang dibuat oleh Donald Trump adalah menjatuhkan sejumlah sanksi dan meningkatkan tarif impor Cina. Kendati ancaman-ancaman tersebut, Xi Jinping tetap mengucapkan selamat kepada pengusaha berusia 79 tahun tersebut atas keberhasilannya memenangkan pemilu Amerika Serikat untuk kedua kalinya.
Komunikasi telepon Trump dan Xi Jinping terjadi di hari yang sama dimana Pengadilan Tinggi Amerika mengsahkan undang-undang pelarangan Tiktok di negara tersebut jika perusahaan tersebut tidak dijual oleh perusahaan induknya yang berbasis di Cina.
“Kami menyanjung pentingnya interaksi ini, sembari berharap hubungan Cina dan Amerika akan membaik di era kepresidenan yang baru ini dan kami juga siap untuk menjaga langkah kemajuan dalam hubungan Cina-Amerika dari permulaan yang baru” ujar Xi dalam telepon.
Di lain pihak, Donald Trump melalui media sosialnya menyampaikan bahwa ia telah berkomunikasi dengan Xi Jinping. “Komunikasi telepon tersebut sangat baik bagi Cina maupun Amerika” ujar Trump. Ia juga menjelaskan bahwa mereka membicarakan seputar perdagangan, fentanyl dan Tiktok.
“Presiden Xi dan aku akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuat dunia menjadi lebih damai dan aman” tulis Trump di Truth.
Baca juga: Tidak Akan Ada Perwakilan Rusia Dalam Acara Pelantikan Trump
Hal Brands seorang politisi senior dari Intitut Perusahaan Amerika mengomentari sikap Trump yang kini melunak terhadap Cina, khususnya terkait pembelaannya terhadap Tiktok. “Aku pikir sikap Trump terhadap Cina bisa berubah-ubah tergantung apa yang menguntungkannya secara pilitik” ujarnya. “Dia bukanlah seorang pejuang berhati dingin”.
“Menurutku, tujuannya (Trump) adalah mencapai kesepakatan akomodasi jangka panjang dengan Beijing. Meski begitu, ia bisa saja menggunakan taktik konfrontasi untuk membantu dalam mendapatkan kebutuhan jangka pendeknya”