Wajah Buruk AS Terungkap Setelah Kejahatan di Bandara Baghdad

Wajah Buruk AS Terungkap Setelah Kejahatan di Bandara Baghdad

Baghdad, Purna Warta Seorang perwakilan dari Koalisi untuk Kepastian Hukum menekankan perlunya melanjutkan penyelidikan untuk mengidentifikasi pelanggar kedaulatan nasional Irak dan pelaku kejahatan terhadap komandan syahid harus diseret ke pengadilan, dan menekankan pentingnya melanjutkan penyelidikan untuk menuntut semua pihak yang terlibat.

“Pelanggaran kedaulatan Irak atau serangan terhadap tokoh, simbol nasional dan keamanan tidak akan pernah dapat diterima dan tidak dapat dengan mudah diabaikan. Kami tidak akan mentolerir pelanggaran atau kejahatan apa pun yang dilakukan di negeri Irak,” kata Thaier al-Kitab kepada Al-Ma’louma.

Baca Juga : Pemimpin Tertinggi: Penentang Islam Kobarkan Perang Lunak, Goyahkan Keyakinan, Hancurkan Harapan

Dia melanjutkan: “Komite investigasi akan terus bekerja pada kasus pelanggaran kedaulatan Irak dan wilayah udara dan tanahnya, terutama kejahatan terhadap komandan syahid dan tokoh yang memainkan peran penting dalam menghapus terorisme untuk mencapai kemenangan.”

“Kasus pelanggaran kedaulatan Irak dan kejahatan pembunuhan komandan kemenangan tidak akan pernah dibungkam, dan otoritas terkait akan melanjutkan penyelidikan mereka untuk menemukan pelaku kejahatan ini dan menyeret mereka ke pengadilan,” katanya.

Dalam pernyataan serupa, Turki al-Atabi, anggota senior koalisi Rule of Law, mengkonfirmasi pada hari Selasa (21/6) bahwa semua yang terlibat dalam kejahatan AS di Bandara Internasional Baghdad akan segera diadili.

Baca Juga : Sekretaris Energi AS: Biden Akan Bertemu Bin Salman Untuk Masalah Energi

“Penarikan pasukan Amerika Serikat dari Irak adalah keputusan dan tuntutan rakyat, yang mana hal itu tidak akan pernah mundur,” katanya. Setelah kejahatan bandara Baghdad, Amerika Serikat menunjukkan wajah hitam kebijakannya di Timur Tengah dan mencoba mengurangi tekanan pada kelompok teroris ISIS dengan membunuh para pemimpin nasional.

Mayor Jenderal Haj Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds IRGC, dan Abu Mahdi al-Mohandes, wakil kepala Organisasi Mobilisasi Populer Irak, bersama delapan rekannya pada Jumat, tanggal 4 Januari 1998 gugur dalam perjalanan ke bandara Baghdad dalam serangan teroris Gedung Putih atas perintah langsung Donald Trump dengan menembakkan roket dari drone militer AS.

Kejahatan keji AS terhadap komandan Syahid Soleimani dan Al-Mohandes ini membuat perwakilan terpilih rakyat Irak di parlemen Irak menyetujui pengusiran pasukan asing dari negara mereka untuk memulai fase lain perjuangan rakyat Irak melawan pendudukan AS.

Baca Juga : Jubir Menlu Iran: Kesepakatan Mungkin Tercapai Jika AS Cabut Semua Sanksi

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *