Tel Aviv, Purna Warta – Seorang mantan jenderal tentara Israel memperingatkan bahwa jika ada Tel Aviv bertindak gegabah dengan menyerang Iran, maka 3.000 sebanyak roket dan rudal akan menghantui Israel setiap hari.
Mantan jenderal Israel Yitzhak Brik memperingatkan bahwa tentara Israel tidak siap untuk perang di skala regional karena kelompok pro-Iran di Suriah, Yaman, Irak dan Hamas di Jalur Gaza secara bersamaan dapat menyerang Israel dengan rudal kapan saja.
Baca Juga : IRGC Iran Berjanji Berikan Balasan Keras Pada Setiap Serangan Israel
Dia menambahkan bahwa ini akan menjadi perang multi-front di mana Israel belum siap. “Sebuah perang baru akan membuat kita kembali kepada beberapa tahun yag lalu. Kesulitan-kesulitan yang telah kita lalui selama perang-perang sebelumnya tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan konsekuensi dari konfrontasi di masa depan,” kata Jenderal Brik.
Sebuah think tank Amerika juga memperingatkan dalam sebuah analisis pada hari Senin tentang kemunkinan rencana serangan Tel Aviv.
Atlantic Council menulis dalam sebuah analisis tentang kesia-siaan klaim Zionis untuk menyerang fasilitas nuklir Iran. Think Tank itu menulis, di samping masalah operasional dalam melakukan serangan militer semacam itu, terutama mengingat pengerahan sistem oertahanan udara (darat-ke-udara) Iran, terutama S-300 dan Bavar-373 dan 3 Khordad, Tel Aviv akn menghadapi masalah strategis lainnya.
“Tidak seperti Irak dan Suriah, yang memiliki program nuklir berdasarkan reaktor inti tunggal dan dihancurkan oleh Israel pada tahun 1981 dan 2007, masing-masing, program Iran didasarkan pada dua fasilitas pengayaan yang sangat terlindungi dan terdesentralisasi,” tulis Danny Citrinovich, seorang analis di Institut Atlantik.
Baca Juga : Delegasi Parlemen Rusia Bertemu dengan Bashar al-Assad
Selain itu, tak seperti infrastruktur nuklir Irak yang dibangun oleh Prancis, atau infrastruktur nuklir Suriah oleh Korea Utara, infrastruktur pengetahuan nuklir Iran dibangun oleh para ilmuwan nuklir pribumi. Dengan kata lain, bahkan jika fasilitas nuklir Iran dihancurkan, pengetahuan nuklir yang dimiliki ilmuwan pribumi Iran dengan cepat bisa merekonstruksi program nuklir kembali.
Selain itu, Iran dan pasukan proksi regionalnya akan menanggapi serangan terhadap Iran, berbeda dengan serangan Israel terhadap program nuklir Irak dan Suriah, yang tidak merespons. Dengan kata lain, $1,5 miliar yang diberikan kepada Pasukan Pertahanan Israel untuk mempersiapkan kemungkinan serangan militer terhadap Iran hanyalah awal dari pengeluaran Israel, karena respons “Poros Perlawanan” akan memiliki konsekuensi yang sangat berat bagi Israel.