Ritadh, Purna Warta – Menurut dokumen yang bocor dari pengadilan kerajaan Saudi, Raja Salman telah memerintahkan penggunaan dana Saudi di Amerika Serikat untuk membujuk Joe Biden agar menerima pertemuan dengan Mohammad bin Salman.
Situs web Mujahir Al-Jazeera, yang terkadang menerbitkan dokumen rahasia dari dalam keluarga kerajaan Saudi, telah menerbitkan sebuah dokumen terbaru yang menunjukkan Dewan Menteri Saudi pimpinan Salman bin Abdulaziz yang menginginkan pertemuan antara Presiden AS Joe Biden dan putranya Mohammad bin Salman.
Dokumen tersebut telah disetujui oleh Dewan Menteri Saudi pada tanggal 28 Syaban 1442 dalam bentuk surat kepada Dana Investasi Publik, Kementerian Luar Negeri dan Sekretariat Dewan Menteri Saudi, yang menyatakan bahwa Duta Besar Saudi untuk Washington telah menerima khabar Pemerintah AS yang menolak pertemuan dengan Mohammed bin Salman, dan pihaknya mengatakan bahwa hal ini perlu ada tindakan lanjutan yang diperlukan.
Raja Saudi menulis dalam surat bahwa duta besar Saudi untuk Washington (Reema Bint Bandar) telah mengumumkan bahwa Departemen Luar Negeri AS tidak setuju dengan kunjungan Mohammad bin Salman ke Washington dan pertemuannya dengan Joe Biden, dan oleh karena itu Dewan Menteri Saudi mengusulkan Dewan Politik dan Keamanannya melalui sekutu Riyadh di AS untuk membentuk panel ahli untuk menggunakan dana Arab Saudi di Amerika Serikat dalam menekan Departemen Luar Negeri AS.
Menurut resolusi Dewan Menteri Saudi, tim ahli panel harus mampu melobi dan menekan Departemen Luar Negeri AS untuk melakukan kunjungan resmi Mohammad bin Salman ke Washington sesegera mungkin atau mengizinkan Biden mengunjungi Arab Saudi.
Pada tanggal 17 Februari, juru bicara Gedung Putih Jen Psaki mengatakan kepada wartawan menganai percakapan Joe Biden dengan Mohammad bin Salman bahwa mitra presiden AS adalah raja Saudi, bukan bin Salman, dan Joe Biden akan segera berbicara dengan sang raja.
The New York Times melaporkan pada hari yang sama bahwa hubungan strategis antara Amerika Serikat dan Arab Saudi akan berlanjut di bawah Biden, tetapi tidak seperti pemerintahan Trump yang sengaja selalu melindungi Mohammad bin Salman.
“Sudah waktunya untuk mencapai keseimbangan dan memperbaiki nilai-nilai kita dalam hubungan kita di Timur Tengah,” kata Biden kepada agen kampanyenya tahun lalu ketika ditanya tentang hubungannya dengan Arab Saudi.
Biden juga mengatakan kepada Dewan Hubungan Luar Negeri bahwa dia akan mengurangi dukungan AS untuk Arab Saudi pada beberapa masalah utama. “Saya mengakhiri perang bencana yang didukung Saudi di Yaman di bawah kepemimpinan Arab Saudi dan memerintahkan agar hubungan kami dengan Arab Saudi dievaluasi kembali,” katanya.
Isu pembunuhan Jamal Khashgechi adalah salah satu isu yang membuat tegang hubungan antara Joe Biden dan Putra Mahkota Saudi, namun dia menolak untuk memboikot Putra Mahkota Saudi.
Menyusul kemenangan Joe Biden dalam pemilihan presiden, situs web CNBC News menulis bahwa penguasa Arab Saudi sedang mencari penunjukan pelobi yang dapat menentang keputusan Presiden terpilih AS Joe Biden.