Baghdad, Purna Warta – Sekelompok orang Irak telah mengadakan unjuk rasa di Baghdad untuk mengutuk pembunuhan yang dilakukan AS terhadap komandan anti-teror Letnan Jenderal Qasem Soleimani dan rekan utamanya Irak Abu Mahdi al-Muhandis menjelang peringatan tahun pertama serangan tersebut.
Unjuk rasa Sabtu, yang diadakan di Tahrir Square Baghdad, dihadiri oleh puluhan Unit Mobilisasi Populer (PMU), yang lebih dikenal sebagai Hashd al-Sha’abi, dan para pendukung mereka.
Irak Shafaq News melaporkan bahwa kendaraan militer dan ambulans menemani para demonstran untuk mendukung protes mereka.
Polisi Irak juga menutup semua jalan menuju tempat pengunjuk rasa dari berbagai penjuru ibu kota berkumpul.
Amerika Serikat melakukan tindakan terorisme dengan membunuh Komandan Pasukan Quds IRGC Jenderal Soleimani dan Wakil Komandan PMU Muhandis beserta rombongan, dengan menargetkan kendaraan mereka di luar bandara Baghdad pada 3 Januari. Padahal Qasem Soleimani saat itu datang ke Irak dalam rangka undangan resmi pemerintah Irak.
Tindakan teror tersebut dilakukan di bawah arahan Gedung Putih, dengan Departemen Pertahanan AS, Pentagon, bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kedua komandan terkemuka itu dipandang oleh orang-orang yang mencari kebebasan di dunia sebagai tokoh kunci dalam mengalahkan ISIS, kelompok teroris paling terkenal di dunia, dalam pertempuran di Timur Tengah.
Beberapa juta orang menghadiri prosesi pemakaman yang diadakan untuk para komandan di kota Irak Kadhimiya, Baghdad, Karbala dan Najaf serta kota Ahvaz, Mashhad, Teheran, Qom dan Kerman di Iran.
Pembunuhan Jenderal Soleimani dan Muhandis di AS menarik gelombang kecaman dari para pejabat dan gerakan di seluruh dunia, dan memicu protes publik yang marah karena mengecam tindakan keji tersebut.
IRGC melepaskan tembakan rudal balistik ke dua pangkalan AS di Irak pada 8 Januari. Menurut Departemen Pertahanan AS, lebih dari 100 pasukan Amerika menderita “cedera otak traumatis” selama serangan balik. Korps, bagaimanapun, mengatakan Washington menggunakan istilah itu untuk menutupi jumlah orang Amerika, yang tewas selama pembalasan.
Baca juga: Amerika Gunakan Hasutan di Irak Untuk Mencegah Pasukan AS Diusir