Kairo, Purna Warta – Setelah delapan tahun putus hubungan diplomatik dengan Mesir, delegasi Turki untuk pertama kalinya mengunjungi Kairo hari ini (Rabu 5/5) untuk merundingkan normalisasi hubungan
Mesir dan Turki memulai pembicaraan politik hari ini (Rabu, 5/5) di Kairo yang bertujuan untuk menormalkan hubungan diplomatik antara kedua belah pihak. Hubungan keduanya telah putus sejak kudeta 2013 terhadap pemerintah Mohamed Morsi, dan kedua belah pihak telah menarik duta besar mereka.
Menurut situs berita i24, Kementerian Luar Negeri Mesir mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pembicaraan politik antara Kairo dan Ankara, yang diketuai oleh perwakilan dari Kementerian Luar Negeri Mesir dan Turki akan digelar pada tanggal 5 dan 6 Mei.
Menurut pernyataan tersebut, pembicaraan akan fokus pada pengambilan langkah-langkah yang diperlukan yang akan mengarah pada normalisasi hubungan antara kedua negara.
Mevlüt Çavuşoğlu Menteri Luar Negeri sekaligus kepala tim diplomatik Turki pada 12 Maret mengumumkan dimulainya kontak diplomatik dengan Mesir untuk menormalisasi hubungan antara kedua negara. Para menteri luar negeri kedua negara juga berbicara melalui telepon pada 21 April, untuk pertama kalinya sejak 2013.
Pengakuan Pemerintahan Al-Sisi
Menurut Al-Masri Al-Youm, Ahmed Musa, seorang presenter Mesir terkenal di program Sadi Al-Balad, mengumumkan kunjungan delegasi Turki ke Qatar untuk memulai pembicaraan politik, dan menyatakan harapan bahwa perjalanan ini akan dimulai karena keinginan Ankara untuk melanjutkan hubungan dengan Kairo Untuk memperbaiki perilaku dan ucapan Turki terhadap pemerintah Mesir.
“Perjalanan ini adalah semacam pengakuan terbuka terhadap pemerintah Mesir dan revolusi 30 Juni dan pernyataan 3 Juli dan Presiden Al-Sisi serta semua institusi pemerintah Mesir,” katanya.
Musa menjelaskan bahwa selama periode ini, hubungan perdagangan dan ekonomi antara kedua belah pihak belum terputus, dan bahwa delegasi diplomatik Mesir di Turki dan sejenisnya, delegasi diplomatik Turki di Mesir, tetap hadir meskipun ada masalah besar.
Dia mengatakan bahwa pemerintah Mesir bersikap tegas terhadap Turki selama delapan tahun ini dan pada saat yang sama secara resmi tidak menghina Turki.
“Kami bereaksi di media dan berbicara menentang Turki, tetapi pemerintah bertindak sesuai dengan prinsip,” ucapnya.
Turki adalah salah satu pendukung utama Ikhwanul Muslimin di kawasan. Mereka sangat menentang pemerintah Mesir saat ini dan pemerintah Saudi serta sekutu Riyadh yang sebagian menyebut kelompok Ikhwanul Muslimin sebagai kelompok teroris.