Teror Gagal PM Mustafa al-Kadhimi, Respon Berbeda Kataib Hizbullah: Drama

Teror Gagal PM Mustafa al-Kadhimi, Respon Berbeda Kataib Hizbullah: Drama

Baghdad, Purna Warta – Abu Ali al-Askari, Pejabat Keamanan Kataib Hizbullah Irak, dini hari Minggu (7/11), mempertanyakan kebenaran teror ancaman ke nyawa sang Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi.

Abu Ali dalam pendekatan pendeknya di Telegram menganggap aksi teror tersebut dengan akting drama, meskipun mengancam sang PM.

Baca Juga : Selamat dari Serangan, PM Al-Kadhimi Buka Suara

“Akting mengorbankan diri adalah salah satu metode pertunjukan yang terus tertulis dalam lembaran sejarah. Berdasarkan informasi terpercaya kami, di Irak tidak ada satupun pihak yang ingin bertaruh menghancurkan kediaman Perdana Menteri dengan mengoperasikan satu drone,” tulisnya.

“Jika ada seseorang yang ingin mengancam “pria Facebooker ini”, terpampang banyak jalan yang lebih murah dan lebih jelas untuk target ini,” cetusnya.

“Sangatlah lucu dia (PM) mengajak semua bangsa untuk mencegah diri dan tenang. Tidak jelas siapa yang mengkhawatirkannya atau pihak mana yang akan lepas kontrol?,” tegasnya.

Abu Ali al-Askari meragukan upaya teror Perdana Menteri al-Kadhimi ini, di mana berita tadi dini hari juga tertulis secara pro dan kontra. Satuan Media Keamanan Irak, di bawah militer, melaporkan bahwa Perdana Menteri tidak berada di rumah.

Baca Juga : Kemajuan Pasukan Sana’a di Provinsi Al-Jawf

Setelah itu, al-Jazeera melaporkan dalam wartanya dengan mengutip beberapa sumber bahwa Perdana Menteri Mustafa al-Kadhimi berada di tempat tinggal.

Begitu pula tentang kerugian yang dialami, ada banyak kabar yang simpang siur. Dilaporkan bahwa asap meninggi di langit (yang juga bisa dijadikan satu Bahasa kiasan akan serangan sengit). Namun demikian, Sabereen News melaporkan bahwa satu drone kecil menghantam kediaman dan tidak ada kerugian yang diakibatkan.

Beberapa analis juga mengamati teror ini dengan mengaitkannya dengan hasil Pemilu, yang dilaksanakan pada 10 Oktober 2021. Di mana, beberapa partai dan kubu protes hasil penghitungan dan kemudian beropini dengan campur tangan hasil Pemilu. Dari sinilah, situasi politik Irak memanas.

Baca Juga : 4 Tuntutan Turki Untuk Mencairkan Hubungan Beku dengan Yunani

Warga Irak juga terjun ke jalanan demonstrasi. Mereka menuntut penghitungan ulang karena meragukan hasil penghitungan suara elektronik dan meyakini akan adanya tangan kotor.

Beberapa politikus Irak meyakini intervensi Emirat, Inggris dan Amerika dalam pemilihan umum Parlemen kemarin. Beberapa hari terakhir, mereka menegaskan adanya intervensi beberapa pihak asing dalam hasil Pemilu.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *