Damaskus, Purna Warta – Sumber-sumber lokal di Suriah melaporkan bahwa AS telah mulai menggunakan balon udara panas di atas ladang minyak Al-Omar untuk memantau pergerakan mencurigakan di sekitar pangkalan ilegalnya di Suriah.
Setelah serangan-serangan roket di pangkalan militer Amerika di ladang minyak “Al-Omar” (di Suriah timur), pasukan pendudukan Amerika Serikat mulai menggunakan balon udara panas untuk memantau pergerakan mencurigakan di wilayah tersebut.
Baca Juga : Perundingan Utusan PBB dengan Menteri Luar Negeri Oman tentang Yaman
Sumber-sumber lokal di Suriah, pada hari Rabu (11/1), menginformasikan hal itu kepada reporter Sputnik, dan mengatakan: Untuk pertama kalinya, Angkatan Darat Amerika Serikat mulai menggunakan balon pengintai di ladang minyak Al-Omar; Medan yang diubah Amerika menjadi pangkalan militer terbesarnya di Suriah.
Menurut sumber-sumber lokal, tujuan penggunaan balon-balon ini adalah untuk memantau semua pergerakan di sekitar ladang minyak Al-Omar dengan menggunakan kamera yang dipasang di balon-balon tersebut.
Balon-balon ini terlihat jelas dari desa-desa dan daerah sekitar ladang minyak Al-Omar, dan pasukan pendudukan Amerika Serikat menerbangkannya ke langit pada dini hari dan menurunkannya ke tanah pada malam hari.
Sputnik menambahkan, sejalan dengan aksi ini, Amerika Serikat juga menggunakan balon-balon pengintai di ladang gas Koniko. Ladang gas Koniko terletak di timur provinsi Deir Ezzor – di Suriah timur laut – dan Washington menggunakan ladang gas tersebut sebagai pangkalan militernya.
Balon-balon udara panas tersebut dilengkapi dengan sensor canggih, kamera, dan perangkat pengambilan gambar dengan laser yang membantu mereka mengidentifikasi jarak target. Balon-balon ini juga memungkinkan militer Amerika Serikat untuk mendengarkan panggilan di area yang diinginkan.
Selain tahan terhadap angin, balon ini memiliki kamera night vision dan radar serta mampu terbang selama 14 hari di ketinggian 2000 kaki.
Baca Juga : Syarat Damaskus untuk Pertemuan dengan Ankara
Penggunaan balon-balon tersebut telah dimulai di pangkalan-pangkalan AS di Suriah, di mana pangkalan-pangkalan negara tersebut selalu terkena serangan roket selama beberapa bulan terakhir. Pengerahan pasukan Amerika Serikat di Suriah adalah untuk mencuri dan menyelundupkan minyak dan gandum dari negara ini.
Kementerian Perminyakan Suriah sebelumnya mengumumkan dalam sebuah pernyataan bahwa pasukan Amerika Serikat dan tentara bayaran mereka mencuri sekitar 66.000 barel per hari dari wilayah pendudukan di Suriah timur.
Setelah menyelundupkan bahan bakar dari Suriah ke Irak, tentara Amerika menjual minyak negara ini di pasar gelap wilayah Kurdistan Irak dan mentransfer sebagiannya ke pangkalan mereka untuk digunakan sendiri.