Washington, Purna Warta – Utusan Khusus AS untuk Iran Robert Malley mengatakan bahwa Presiden Joe Biden bersedia mengambil tindakan militer terhadap Iran jika Tehran menolak persyaratan Washington dalam kesepakatan nuklir.
Dalam sebuah wawancara dengan siaran podcast Kebijakan Luar Negeri AS pada hari Rabu (30/11), Malley mengatakan Biden siap untuk opsi militer jika pembicaraan nuklir antara Washington dan Tehran dan lainnya gagal mencapai kesepakatan.
Malley mengatakan bahwa Washington memberikan tekanan yang belum pernah terjadi sebelumnya pada Iran untuk menerima ketentuan kesepakatan nuklir.
Baca Juga : Iran: Tujuan Tuduhan Penjualan Senjata Ke Rusia Legalkan Aliran Senjata Barat ke Ukraina
“Pertama, saya pikir presiden sudah menjelaskan ini, prioritas kita adalah diplomasi. Ini cara yang terbukti, cara terbaik. Ini adalah cara paling berkelanjutan untuk mencegah Iran memperoleh senjata nuklir. Dan itu tetap menjadi preferensi kami,” katanya, terlepas dari fakta bahwa Republik Islam Iran telah berulang kali menolak tuduhan AS mengenai bom nuklir.
“Sekarang, ada alat lain yang sudah kami gunakan: tekanan internasional, sejenis yang tidak pernah dialami Iran selama bertahun-tahun,” tambahnya.
“Ingat di bawah pemerintahan Trump, sebagian besar dunia Internasional, termasuk tiga sekutu Eropa kami dalam negosiasi, mereka menghabiskan setidaknya banyak waktu untuk menyalahkan AS, karena kemajuan teknologi nuklir Iran.”
Pejabat tinggi Iran AS mengklaim bahwa pada bulan Agustus kedua belah pihak hampir mencapai kesepakatan mengenai kesepakatan JCPOA, tetapi Tehran menginginkan Badan Energi Atom Internasional (IAEA) untuk menghentikan inspeksinya, sehingga mereka tidak setuju. Tehran, bagaimanapun, membantah hal ini, dengan mengatakan telah mematuhi kesepakatan bahkan di luar kewajibannya, sejak penandatanganan JCPOA tahun 2015, dan IAEA telah menyaksikan komitmen Tehran terhadap ketentuan kesepakatan setidaknya 15 kali. Iran mematikan beberapa kamera IAEA yang berfungsi di luar Perjanjian Pengamanan sejak awal Juni setelah Dewan Gubernur IAEA mengeluarkan resolusi yang menuduh negara itu tidak bekerja sama dengan badan PBB tersebut.
“Jadi kami memiliki alat sanksi, kami akan akan berikan tekanan, di sisi lain kami pun memiliki diplomasi. Jika tidak ada yang berhasil, kata presiden, sebagai upaya terakhir, ia akan menyetujui opsi militer, karena jika itu yang diperlukan untuk menghentikan Iran dalam memperoleh senjata nuklir, itulah yang akan terjadi. Tapi kami belum mencapai tahapan itu. Kami masih berharap bahwa kami akan menemukan cara lain dan Iran akan mengubah jalannya saat ini karena itu akan menjadi yang terbaik untuk semua orang,” lanjutnya.
Menteri Luar Negeri Iran Husein Amir Abdullahian mengatakan bulan lalu bahwa Iran masih siap untuk kesepakatan yang baik mengenai kesepakatan nuklir dengan negara-negara dunia.
Baca Juga : Iran Mulai Prosedur Pembangunan Pabrik Nuklir Darkhovin
“Republik Islam Iran siap untuk mencapai kesepakatan yang baik, kuat, dan tahan lama,” kata diplomat tinggi Iran itu kepada kepala kebijakan luar negeri Uni Eropa Josep Borrell selama panggilan telepon pada 3 November.
Amir Abdullahian berkata, “Kami telah menyampaikan pendapat kami kepada pihak Amerika Serikat melalui Uni Eropa, dengan pendekatan yang konstruktif dan berwawasan ke depan.” Mengacu pada kerja sama Iran dengan IAEA, Amir Abdullahian mengatakan Tehran sedang bekerja dengan badan PBB menuju realisasi “kesepakatan atas kerja sama yang baik dan kuat antara kedua belah pihak.”