Damaskus, Purna Warta – Presiden Raisi membuat pernyataan bahwa kerjasam Iran – Saudi akan mengubah persamaan kawasan dalam sebuah wawancara dengan kantor berita resmi Suriah SANA dan siaran TV Suriah pada hari Jumat (5/5) saat dia menyelesaikan kunjungan pertama dan bersejarah ke Damaskus sebagai seorang presiden Iran sejak militansi yang didukung asing mencengkeram negara Arab itu pada tahun 2011.
Dia menegaskan kembali dukungan tak henti-hentinya Iran untuk Suriah dan poros perlawanan, dan menekankan negara Arab pasti akan mencapai kemenangan akhir dalam menghadapi musuh.
Baca Juga : Rusia: AS dan Ukraina Tertuduh atas Serangan Teror Terhadap Prilepin
Presiden Iran mengatakan Amerika Serikat menduduki beberapa wilayah di Suriah untuk menjarah sumber dayanya dalam upaya mencapai apa yang tidak bisa mereka lakukan melalui terorisme.
“Suriah bukan negara miskin tapi kaya dengan rakyatnya, pertanian, dan sumber daya bawah tanah, hal itu bisa menjadi sebab dan modal untuk pertumbuhan ekonomi yang sangat besar,” tambahnya.
Presiden menyatakan bahwa AS dan beberapa negara Barat yang bersekutu dengan rezim Israel tidak akan pernah bisa melemahkan militer arab Suriah sehingga mereka terpaksa melakukan blokade ekonomi, dan menekankan bahwa perlawanan rakyat Suriah pasti akan menggagalkan skema makar itu.
Raisi mengatakan meskipun ada ancaman dan sanksi, Suriah berada di jalur yang benar.
Dia mencatat bahwa Suriah berada di garis depan perlawanan terhadap keserakahan dan agresi Israel, dan menambahkan bahwa pemulihan kedaulatan Suriah atas semua wilayahnya akan mengurangi kekhawatiran negara-negara tetangga Suriah.
“Seharusnya tidak ada kehadiran pasukan Turki di wilayah Suriah mana pun,” lanjut presiden.
Sembari mengisyaratkan hubungan antara Iran dan Suriah, Presiden Raisi mengatakan bahwa kedua negara membuka babak baru dalam hubungan timbal balik setelah kemenangan Revolusi Islam 1979 di Iran. Tehran dan Damaskus, tambahnya, terus mengembangkan hubungan kerja sama melawan “poros kejahatan”, yang dipimpin oleh entitas Zionis dan Amerika Serikat, yang melancarkan konspirasi melawan Suriah.
Baca Juga : Rusia Hantam Ukraina dengan Rentetan Drone Jelang Hari Kemenangan
Perlawanan terhadap Israel dan dukungan untuk Palestina, katanya, telah menjadi ciri khas kebijakan luar negeri Iran. Seperti yang dinyatakan oleh Ayatullah Ruhullah Khumaini, mendiang pendiri Republik Islam Iran. Presiden Iran mencatat, Palestina adalah prioritas utama dunia Muslim.
Di tempat lain dalam sambutannya, Raisi menunjuk pada pemulihan hubungan antara Iran dan Arab Saudi, dan mengatakan pemulihan hubungan antara kedua negara akan memberi keseimbangan di kawasan Asia Barat.
Iran dan Arab Saudi adalah dua kekuatan di Asia Barat, dan dimulainya kembali hubungan antara Tehran dan Riyadh akan mengubah persamaan kawasan, simpulnya.
Iran dan Arab Saudi telah mengumumkan pada 10 Maret sebuah kesepakatan yang ditengahi China untuk memulihkan hubungan yang mana sebelumnya telah terjadi krisis dalam tujuh tahun. Dalam pernyataan bersama setelah penandatanganan perjanjian, Tehran dan Riyadh menyoroti perlunya menghormati kedaulatan nasional satu sama lain dan menahan diri untuk tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain.
Kembali pada awal April, Menteri Luar Negeri Iran Husein Amir Abdullahian dan Menteri Luar Negeri Saudi Faisal bin Farhan Al-Saud bertemu di China dalam pertemuan formal pertama diplomat tinggi kedua negara. Mereka mengeluarkan pernyataan bersama setelah pertemuan yang telah lama ditunggu, dan menyuarakan kesiapan mereka untuk membuka kembali kedutaan dan bekerja sama untuk membangun keamanan dan stabilitas di Asia Barat.
Baca Juga : Iran Uji Coba Roket yang Dilengkapi Kepala Termobarik
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kana’ani baru-baru ini menyatakan bahwa Presiden Raisi telah mengundang Raja Saudi Salman bin Abdulaziz Al Saud untuk kunjungan resmi.
Presiden Raisi telah menyampaikan undangan kepada Raja Salman untuk mengunjungi Tehran, kata juru bicara itu kepada wartawan, dan mencatat bahwa presiden Iran telah menawarkan untuk secara timbal balik menjamu raja Saudi setelah menerima undangan untuk mengunjungi Riyadh.