Tehran, Purna Warta – Salah seorang anggota Dewan dan Komisi Urusan Dalam Negeri di parlemen Iran mengatakan, “Masuknya pesawat drone milik Iran pada poros perlawanan telah membuat rezim Zionis Israel putus asa, hal ini membuat rezim tersebut menerbangkan 41 jet tempur hanya untuk mengidentifikasi pesawat UAV itu.”
Baca Juga : China-Iran Tingkatkan Kerja Sama Militer, Global Times: Gegara Intervensi AS
Abolfazl Abu Turabi kepada IRNA pada hari Senin (2/5), dengan mengacu pada kemampuan UAV Iran mengatakan, “Republik Islam Iran adalah salah satu dari empat kekuatan drone di dunia, dan keberhasilan ini telah dicapai dengan hanya mengandalkan kekuatan domestik dan Iran tidak akan menghadapi masalah dengan boikot yang diimbaskan oleh musuh.”
Perwakilan rakyat Najafabad di Majelis Permusyawaratan Islam itu juga menambahkan, “Hari ini, produk UAV telah diproduksi di negara kita; Salah satu produk drone tersebut memiliki jangkauan empat ribu kilometer.”
Abu Turabi dalam pernyataannya terkait pentingnya swasembada produksi UAV dalam sektor pesawat tempur, menyebutkan, “Dengan memproduksi drone, Iran hampir memenuhi kebutuhan pesawat tempurnya, dan setiap drone yang sedang diproduksi pada hari ini oleh Republik Islam Iran sebenarnya dapat melakukan satu pekerjaan jet tempur.”
Baca Juga : Percakapan Telepon Amir Abdollahian dan Menteri Luar Negeri Suriah
Anggota Dewan dan Komisi Urusan Dalam Negeri di parlemen itu kemudian menambahkan, “Menyusul keberhasilan Republik Islam, kita harus menyebutkan keberhasilan dua pesawat UAV di wilayah udara rezim Zionis Israel yang berhasil membuat mereka putus asa sehingga untuk mengidentifikasi 2 drone tersebut rezim Zionis Israel harus menerbangkan 41 pesawat tempur.’
Menurut IRNA, DPR AS baru-baru ini menyetujui rencana anti-Iran sejalan dengan kebijakan akan takutnya mereka terhadap kemampuan pertahanan pertahanan Iran.
DPR AS meloloskan RUU yang menyerukan penghentian kemampuan drone Iran dengan 424 suara mendukung dan 2 suara menentang.
Baca Juga : Kunjungan Al-Alimi ke UEA Bersamaan dengan Kemunduran Gencatan Senjata
Tentu saja, rencana anti-Iran ini, yang disebut “Undang-Undang Penangguhan Drone Iran” (SIDA), memerlukan persetujuan Senat dan tanda tangan Presiden Amerika Serikat untuk menjadi sebuah undang-undang.