Tehran, Purna Warta – Angka dari Pusat Statistika Iran (SCI) yang diterbitkan pada hari Selasa (23/8) menunjukkan bahwa tingkat inflasi tahunan Iran naik 1% dan indeks harga konsumen di Iran naik 41,5% YoY di bulan kalender hingga 22 Agustus.
Baca Juga : Mantan PM Malaysia Najib Masuk Penjara Karena Skandal Korupsi Miliaran Dolar
Indeks harga konsumen (CPI) yang dilaporkan untuk rumah tangga perkotaan dan pedesaan di Iran masing-masing naik menjadi 40,9% dan 44,4%.
SCI mengatakan bahwa kenaikan harga roti, rempah-rempah dan aditif telah memberikan kontribusi untuk meningkatkan inflasi makanan di Iran pada bulan Agustus. Ditambahkan bahwa harga obat-obatan, sewa rumah dan jasa restoran dan hotel menjadi kontributor utama kenaikan inflasi non-makanan di dalam negeri selama periode yang sama.
Tingkat inflasi tahunan Iran telah meningkat 1,1% pada akhir Juli. Itu terjadi setelah berbulan-bulan tren penurunan tingkat dari puncak lebih dari 45% yang dilaporkan tahun lalu.
Iran mengatakan penciptaan uang oleh bank melemah pada April-Juli
Iran telah berjuang untuk menahan lonjakan harga konsumen dalam beberapa tahun terakhir karena negara itu telah bergulat dengan dampak ekonomi dari sanksi Amerika dan penyebaran pandemi virus Korona.
Para ahli mengatakan fakta bahwa Iran memiliki tingkat inflasi yang tinggi tetapi terkendali yang menunjukkan bahwa negara itu sebagian besar telah pulih dari guncangan ekonomi akibat sanksi AS yang menargetkan ekspor minyak mentahnya sejak tahun 2018.
Baca Juga : Media Ibrani: Israel Serang Yaman Bersamaan dengan Serangan terhadap Gaza
Angka Selasa SCI menunjukkan bahwa tingkat inflasi bulan-ke-bulan di Iran telah turun 2,6% menjadi 2% di bulan kalender hingga akhir Agustus.
Mereka menunjukkan bahwa inflasi yang diukur secara point-to-point telah meningkat sebesar 52,2% pada bulan Agustus dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu.