Poros Perlawanan Palestina Bersatu Lawan Tel Aviv

Poros Perlawanan Palestina Bersatu Lawan Tel Aviv

Al-Quds, Purna Warta Rezim Zionis masih mempertahankan keadaan siaga mereka karena dimungkinkan adanya reaksi tanggapan dari gerakan Jihad Islami terhadap penangkapan Bassam Al-Saadi, salah satu pemimpin poros perlawanan Palestina. Sementara mediator regional dan internasional berusaha untuk mencegah terjadinya serangan dan ledakan, tetapi dengan cepat rezim Zionis memulai melakukan serangan terhadap Jalur Gaza, sebuah tindakan yang masih belum jelas bagaimana kelanjutannya dan berakhirnya.

Baca Juga : Hiroshima Menandai Peringatan 77 Tahun Pemboman Atom AS

Surat kabar Lebanon Al-Akhbar menerbitkan sebuah laporan tentang hal ini dan menulis: “Ismail Mohammad, seorang analis politik, percaya bahwa musuh rezim telah merencanakan insiden kemarin sejak dari awal. Tidaklah logis bagi rezim ini untuk menyerang Gaza dengan sangat hati-hati berupa ancaman awal, yakni dengan penembakan sejumlah roket, karena Aviv Kokhavi, Kepala Staf Umum Tentara Zionis, sebelumnya telah mengunjungi tentara rezim di perbatasan Gaza tiga kali dalam 24 jam dan mengevaluasi status operasional pasukan ini selama berjam-jam, dan ini berarti bahwa tentara pendudukan telah mempersiapkan diri untuk skenario eskalasi.”

Analis ini menilai apa yang terjadi serupa dengan protokol keamanan yang dilakukan pasca pembunuhan Mazen Faqha, salah satu pemimpin Kataib Ezzedin al-Qassam pada tahun 2017 dan pembunuhan Baha Abul-Ata pada tahun 2019. Evakuasi rumah-rumah para pemukim di permukiman Zionis yang terletak di dekat perbatasan Jalur Gaza adalah peringatan tentang apa yang akan terjadi.

Dia menambahkan: “Tapi mungkin apa yang kami khawatirkan akan terjadi. Dalam beberapa hari mendatang, kita akan menyaksikan pertempuran yang waktu berakhirnya belum jelas. Jika poros perlawanan menanggapinya dengan reaksi terbatas, maka musuh akan melakukan operasi serangan yang mirip dan lebih terbuka, tetapi persatuan kelompok poros perlawanan dan masuknya Kataib al- Qassam ke dalam barisan ini akan menunjukkan perubahan dalam kondisi di medan perang.”

Baca Juga : Analis: AS Melakukan Penelitian Senjata Biologis Ilegal Di Ukraina

Analis politik ini percaya bahwa penargetan gerakan Jihad Islami itu terutama untuk mematahkan rencana persatuan poros perlawanan, dan yang ingin dikatakan musuh adalah jihad Islami harus meninggalkan jihadnya di Tepi Barat dan berhenti mendukung perlawanan yang muncul di wilayah ini. Hal itu tidak mungkin terjadi dalam sudut pandang Jihad Islami, karena doktrin Jihad didasarkan pada pertempuran dan pengorbanan sampai nafas terakhir.

Di sisi lain, sebuah sumber informasi dalam gerakan Jihad Islami menyatakan dalam sebuah wawancara dengan Al-Akhbar bahwa keputusan untuk melakukan aksi tanggapan atas pembunuhan syahid Tisir al-Jabari belum ditentukan. Sementara itu, bergabungnya Kataib al-Qassam ke garis perlawanan akan sangat menentukan, terutama karena penjajah berusaha mempromosikan fakta bahwa agresi mereka secara eksklusif ditujukan pada gerakan Jihad Islami, dengan harapan gerakan Hamas tidak akan bergabung dalam poros gerakan ini.

Dia menyatakan bahwa konsultasi dengan kelompok perlawanan lainnya mengenai sifat dan ruang lingkup aksi untuk menanggapi terhadap agresi Tel Aviv sedang berlangsung, dan menekankan bahwa al-Qassam juga akan memasuki medan pertempuran dalam putaran saat ini, dan dengan tegas pihaknya tidak membiarkan skenario serupa terulang kembali.

Di sisi lain, Kataib Shahid Abu Ali Mustafa, cabang militer Front Rakyat untuk Pembebasan Palestina, dalam menanggapi agresi kemarin oleh rezim Zionis di Jalur Gaza dan kesyahidan Tisir al-Jabari, mengumumkan: “Darah Tisir al-Jabari dan para syuhada Palestina lainnya tidak akan sia-sia, dan api dan Lava akan jatuh ke atas Zionis. Mereka harus menahan napas sekarang dan menunggu tanggapan dari poros perlawanan.”

Serangan rezim Zionis di Jalur Gaza dimulai kemarin malam (Jumat / 5 Agustus) dengan nama Sabah Sadiq dan sejauh ini 10 warga Palestina, termasuk Tisir al-Jabari, komandan utama Jihad Islami, telah menjadi martir dalam serangan ini.

Baca Juga : Cina Produksi Pil Anti-Coronavirus

Putaran ketegangan saat ini dimulai dengan penangkapan Bassam Al-Saadi, salah satu pemimpin senior Jihad Islami Palestina di Tepi Barat pekan lalu, adapun proses mediasi dari Mesir untuk mengakhiri ketegangan ini belum tercapai.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *