Tehran, Purna Warta – Iran dan AS dilaporkan melakukan perundingan di Doha dalam sebuah agenda yang bertujuan untuk penghapusan sanksi negara timur tengah itu.
Pembicaraan dimulai pada hari Selasa (28/6), dengan koordinator Uni Eropa, Enrique Mora, antara perunding utama Iran, Ali Bagheri Kani serta utusan khusus Amerika Serikat Iran, Rob Malley.
“Melanjutkan proses negosiasi untuk penghapusan sanksi Iran, pembicaraan intensif diadakan di Doha pada Selasa dan Rabu dengan mediasi dari Uni Eropa yakni Enrique Mora,” pesan di halaman Twitter Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kan’ani pada Rabu malam.
Baca Juga : Pemerintah Iran Akan Kontrol Kenaikan Sewa Rumah Akibat Inflasi Tinggi
“Pandangan dan proposal operasional Iran diajukan pada isu-isu yang tersisa dan pihak lain mengajukan keberatannya,” katanya. “Seperti di masa lalu, Bagheri dan Mora akan berhubungan untuk kelanjutan rute dan tahap pembicaraan selanjutnya,” tambah Kan’ani.
“Kami akan terus bekerja dengan urgensi yang lebih besar untuk mengembalikan ke jalur kesepakatan utama untuk non-proliferasi dan stabilitas regional,” pesan Mora di halaman Twitter-nya.
Pembicaraan tersebut bertujuan untuk mengatasi perbedaan mengenai bagaimana menghidupkan kembali kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran dan menghapus sanksi terhadap negara tersebut. Pihak-pihak yang berunding sedang mencoba untuk memecahkan kebuntuan selama berbulan-bulan yang telah menghentikan negosiasi di Wina.
“Apa yang mencegah negosiasi ini untuk membuahkan hasil adalah adanya desakan Amerika Serikat pada rancangan teks yang diusulkan di Wina yang mengecualikan jaminan apa pun untuk keuntungan ekonomi Iran,” kata kantor berita di Iran yang mengutip sumber-sumber informasi langsung pada pembicaraan tersebut.
Baca Juga : Yordania Tolak Anggapan Negaranya Berencana Membentuk Aliansi Militer Untuk Menghadapi Iran
Mohammad Marandi, seorang penasihat tim perunding Iran mengatakan tidak seperti klaim dari pejabat AS, pembicaraan Doha diadakan untuk membahas masalah yang tersisa dari Wina dan negosiasi tidak gagal dan akan berlanjut.
“Negosiasi tidak diharapkan berakhir dengan solusi positif hanya dalam dua hari. Kami tidak menganggap serius pernyataan humas pejabat Amerika Serikat,” katanya seperti dikutip televisi Lebanon al-Mayadeen.