Tel Aviv, Purna Warta – Surat kabar harian berbahasa Ibrani Yedioth Ahronot melaporkan sekelompok peretas pro-Palestina bernama Tim Misterius Bangladesh, mengklaim pada hari Selasa (2/8) telah menghapus situs web Pelabuhan Eilat dan Pelabuhan Ashdod.
Masih belum jelas apakah peretas berhasil mencuri informasi sensitif atau data pribadi.
Pekan lalu, aktivis media sosial mengatakan bahwa berbagai situs Israel menjadi offline karena serangan dunia maya yang meluas yang dilakukan oleh kelompok peretas Irak yang menyebut dirinya “Tim ALtahrea.”
Baca Juga : Iran: Kunjungan Pelosi Ke Taiwan Timbulkan Kejutan Besar di Tingkat Internasional
Di antara situs yang terkena dampak adalah situs Lifters, situs web Nadlan World, dan situs web Liam Group.
Peretas Irak memposting gambar komandan anti-teror Iran Letnan Jenderal Qassem Soleimani, yang dibunuh bersama dengan rekannya dari Irak Abu Mahdi al-Muhandis, komandan kedua Unit Mobilisasi Populer Irak (PMU), oleh pesawat tak berawak AS yang disahkan oleh mantan presiden Donald Trump di dekat Bandara Internasional Baghdad pada tanggal 3 Januari 2020.
Mereka juga memasang tab untuk memutar lagu resmi PMU Irak, yang lebih dikenal dengan kata Arab Hashd al-Sha’abi, di situs web Israel yang diretas.
Sabereen News, saluran berita Telegram yang terkait dengan Hashd al-Sha’abi, melaporkan pada 11 Juli bahwa Tim ALtahrea telah berhasil membobol situs web kotamadya Tel Aviv dan menghapusnya. Seminggu setelah serangan cyber serupa di NTA Metropolitan Mass Transit System Ltd., yang bertanggung jawab atas desain dan konstruksi sistem angkutan massal di kota pesisir Israel.
Baca Juga : AS Menyetujui Penjualan Senjata Besar-Besaran Ke Arab Saudi
“Tidak bisa aktif, ditangguhkan atas perintah Jenderal Qassem Soleimani,” pesan yang diposting di situs web Kota Tel Aviv pada saat diretas.
Dalam insiden serupa, NTA Metropolitan Mass Transit System Ltd Israel, perusahaan yang membangun jaringan kereta api ringan untuk wilayah Tel Aviv, bulan lalu mengatakan bahwa situs webnya untuk sementara terganggu oleh serangan siber asing.