Riyadh, Purna Warta – Kementerian Perminyakan Saudi mengkonfirmasi serangan pesawat tak berawak tentara Yaman di kilang minyak Riyadh, dengan mengatakan bahwa kilang tersebut terbakar dalam serangan itu.
Sebuah sumber di Kementerian Perminyakan Saudi mengakui adanya serangan Yaman terhadap fasilitas minyak di ibu kota Saudi tersebut dan melaporkan kebakaran yang terjadi.
Jaringan Al-Arabiya Arab Saudi melaporkan bahwa Arab Saudi telah mengutuk serangan Yaman terhadap fasilitas Perusahaan Minyak Nasional Saudi Aramco dan mengatakan kilang minyak ibu kota Riyadhjuga telah terbakar.
Sumber pemberitaan tersebut mengklaim bahwa petugas pemadam kebakaran berhasil mengendalikan api di kilang minyak tersebut dan juga memberitakan tidak adanya adanya korban atas serangan tersebut.
Satu jam yang lalu, Yahya Sari’, juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman, mengumumkan operasi Yaman dalam skala besar yang sampai jauh ke dalam wilayah Arab Saudi.
Mengacu pada Operasi Keenam Sya’ban, dalam pernyataannya dia mengatakan bahwa selama operasi tersebut, perusahaan minyak Saudi Aramco menjadi sasaran.
Jaringan berita Al-Masirah mengutip keterangan dari juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman yang mengatakan bahwa selama operasi, Aramco menjadi sasaran enam pesawat tak berawak, yang mencapai sasaran dengan sangat tepat.
“Selama pengepungan dan agresi terhadap Yaman berlanjut, maka operasi angkatan bersenjata Yaman terhadap Saudi akan terus berlanjut,” katanya.
Jubir Yaman tersebut mendesak kepada semua perusahaan asing dan warga Arab Saudi untuk tidak mendekati wilayah militer yang sensitif; Karena tempat-tempat ini adalah sasaran sah bagi pasukan Yaman.
Dalam hal ini, unit drone dari Tentara Yaman dan Komite Rakyat di Pemerintah Keselamatan Nasional pada Kamis malam (18/3) mengumumkan operasi pembalasan ke wilayah militer di bandara di Arab Saudi.
Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman men-tweet: “Dengan pertoongan Allah, unit drone telah berhasil melakukan operasi ofensif di wilayah militer di Bandara Internasional Abha.”
Ia mengatakan bahwa dalam operasi ini, sasaran militer lah yang menjadi hal yang penting untuk diincar oleh drone Kasef K2.
Seorang juru bicara Angkatan Bersenjata Yaman mengatakan: “Serangan ini dilakukan dalam konteks tanggapan hukum terhadap eskalasi konflik dan kelanjutan pengepungan negara Yaman dan serangan oleh koalisi agresor.”
Tentara Yaman sebelumnya telah menargetkan wilayah militer di bandara, yang menampung banyak pasukan koalisi Saudi. Karena adanya kekhawatiran serangan roket dan drone Yaman, Arab Saudi telah mengancam dengan mengarahkan pesawat penyerang ke sasaran rakyat sipil Yaman, hal ini menjadi pengganti bagi sasaran militer yang dilakukan Yaman seperti bandara.