Damaskus, Purna Warta – Ketua tim perunding pemerintah Suriah mengatakan bahwa kehadiran Amerika Serikat dan Turki di wilayah utara negara ini adalah penjajahan dan mereka merupakan faktor terpenting dalam memperpanjang krisis Suriah.
Ketua tim perunding pemerintah Suriah, Ayman Susan, menegaskan pada pertemuan Nur Sultan bahwa dirinya puas dengan hasil pertemuan tersebut.
Susan, mengatakan kepada Sputnik bahwa pernyataan akhir bisa lebih baik.
Baca Juga : Konsultan Emirat Akui Pukulan Telak Saudi ke Abu Dhabi
Dia menambahkan, “Kita tahu tentang penipuan rezim Turki dan peran negatifnya. Turki berusaha untuk men-turki-kan Suriah utara dengan mengganti nama kota dan metode pengajaran.
Pejabat Suriah ini menekankan bahwa komunitas internasional harus mengakhiri kehadiran Turki di Suriah utara.
Susan mencatat bahwa Turki dan Amerika Serikat telah menduduki sebagian wilayah Suriah.
Dia menyebut pendudukan ini adalah sebab paling penting dalam berlanjutnya krisis Suriah.
Dia dalam sebuah pernyataan bahwa Turki dan Amerika menjarah sumber daya Suriah, menjelaskan bahwa Suriah menghadapi krisis kemanusiaan yang tujuan krisis tersebut adalah merusak kedaulatan Suriah dan mendukung terorisme.
Baca Juga : Laporan Resmi Emirat dari Kebakaran di Pelabuhan Dubai
Pejabat Suriah itu di akhir menyatakan, “Sekitar 50% dari total bantuan yang diperuntukkan untuk masyarakat Suriah justru sampai kepada tangan kelompok teroris.”
Berkenaan dengan itu, diadakannya Perundingan Astana putaran ke- 16 dimulai Rabu (7/7) selama dua hari di kota Nur Sultan ibu kota Kazakhstan, dengan partisipasi tiga negara penjamin; Iran, Rusia dan Turki, Perwakilan khusus Sekjen PBB untuk Suriah dan negara-negara pengamat Irak, Lebanon.
Di akhir pertemuan, para pihak yang hadir mengeluarkan dan menekankan Enam belas pernyataan, bahwa tidak ada solusi militer untuk krisis Suriah dan sepakat bahwa putaran pembicaraan berikutnya harus diadakan di Nursultan sebelum akhir tahun 2021.