Al-Quds, Purna Warta – Kantor berita resmi Palestina Wafa mengutip sumber pemberitaan yang mengatakan sebuah serangan oleh pasukan Israel terjadi pada Minggu malam dan berlanjut pada dini hari Senin (1/8), dimana pasukan rezim tersebut menculik puluhan warga Palestina.
Masyarakat Tahanan Palestina (PPS) mengatakan bahwa lebih dari puluhan orang diculik oleh tentara Israel bersenjata berat dari kota al-Khalil di Tepi Barat selatan yang diduduki dan dibawa ke lokasi yang dirahasiakan.
Baca Juga : Sekjen PBB Peringatkan Pemusnahan Nuklir
Penggerebekan serupa juga dilaporkan di Nablus dan kota terdekat Beit Furik, yang mengakibatkan dua orang ditangkap. Setidaknya satu orang menderita luka-luka dan dilarikan ke rumah sakit terdekat setelah pasukan Israel menembaki penduduk setempat yang menolak serangan itu.
Di Provinsi Jenin, pasukan Israel menyerbu kota Jayyous dan Sanour dan secara paksa membawa pergi setidaknya empat orang.
Di daerah Ramallah, pasukan Israel menangkap seorang anak laki-laki berusia 17 tahun setelah menyerbu rumahnya di kamp pengungsi Jalazon.
Laporan itu juga mengatakan pasukan Israel menahan seorang pemuda setelah memaksa masuk ke kamp pengungsi Shufat di al-Quds Timur yang diduduki.
Militer Israel sering melakukan kampanye penangkapan luas di Tepi Barat dengan dalih mencari orang Palestina yang ‘dicari’.
Ribuan warga Palestina ditahan di penjara-penjara Israel. Ratusan orang telah dipenjara di bawah praktik penahanan administratif, yang memungkinkan menahan narapidana Palestina di penjara-penjara Israel tanpa pengadilan atau dakwaan.
Beberapa tahanan Palestina bahkan telah ditahan dalam penahanan administratif hingga sebelas tahun.
Baca Juga : Iran: Negara-Negara Barat Mengulangi Tuduhan Tak Berdasar Terhadap Iran
Pasukan Israel menahan gubernur al-Quds Otoritas Palestina
Pihak berwenang Israel sekali lagi menahan gubernur Otoritas Palestina al-Quds, menjadikannya ke-17 kalinya Adnan Ghaith ditangkap selama empat tahun terakhir.
Ghaith ditangkap pada hari Senin setelah polisi Israel menggerebek rumahnya di lingkungan Silwan di pinggiran kota tua Quds.
Polisi menggeledah kediaman gubernur sebelum membawanya pergi ke lokasi yang dirahasiakan.
Presiden Otoritas Palestina Mahmoud Abbas menunjuk Ghaith, seorang aktivis lama di partai politik Fatah untuk menjadi gubernur PA al-Quds pada akhir Agustus 2018.
Ghaith ditahan setidaknya 17 kali sejak ia diangkat menjadi gubernur kota suci yang diduduki pada tahun 2018.
Juga di al-Quds Timur, polisi Israel menggerebek Klub al-Hilal di Kota Tua, yang menyelenggarakan acara sosial dan olahraga.
Mereka menggeledah staf dan memaksa anak-anak yang menghadiri perkemahan musim panas untuk meninggalkannya tanpa alasan yang jelas.
Baca Juga : Pesan Sana’a Yang Menakutkan untuk Koalisi Agresor
Israel melarang Otoritas Palestina yang berbasis di Ramallah untuk melakukan kegiatan politik di al-Quds.
Palestina menginginkan Tepi Barat yang diduduki sebagai bagian dari negara merdeka masa depan mereka dan berharap Timur al-Quds-di bawah pendudukan Israel sejak 1967, suatu hari akan berfungsi sebagai ibu kota negara berdaulat mereka di masa depan.