Hasakah, Purna Warta – Dalam dua konvoi, pasukan AS pindahkan lebih dari 100 kendaraan dan peralatan militer dari Suriah ke Irak.
Sumber-sumber lokal di provinsi al-Hasakah timur laut Suriah mengatakan kepada Kantor Berita resmi Suriah (SANA) bahwa konvoi 70 kendaraan militer meninggalkan Suriah melalui penyeberangan ilegal Al-Waleed.
Baca Juga : Koalisi Agresor Saudi Terus Targetkan Warga Sipil
Sumber-sumber tersebut menekankan bahwa konvoi meninggalkan Suriah pada pukul tiga pagi dan helikopter Amerika mengawal jalan keluarnya. Konvoi tersebut pergi ke Irak utara.
Menurut sumber-sumber ini, konvoi lain, berisi 40 kendaraan militer, meninggalkan pangkalan ilegal AS di bandara Kharab Al-Jeer di al-Hasakah menuju Irak.
Sumber-sumber tersebut mengatakan bahwa militer AS, bersama dengan milisi Kurdi yang dikenal sebagai “Pasukan Demokrat Suriah”, yang berafiliasi dengan Amerika Serikat, memblokir semua jalan menuju bandara Kharab Al-Jeer.
Awal bulan ini, pasukan AS memindahkan konvoi militer 270 kendaraan dari Kharab Al-Jeer ke Irak.
Baca Juga : Damaskus Tuntut Jaminan Tidak Ada Akses Senjata Bagi Teroris
Sementara itu, warga Suriah berdiri di depan konvoi milik pasukan teroris Amerika pada Senin malam dan melemparkan batu, mencegah konvoi militer AS melewati desa “Hamo” di provinsi al-Hasakah.
Baru-baru ini, penduduk desa Tall Ahmad di timur laut Suriah tidak mengizinkan konvoi militer milik pasukan pendudukan Amerika Serikat melewati desa tersebut.
Penduduk desa, dengan bantuan tentara Suriah, memaksa konvoi Amerika untuk mundur. Konvoi terdiri dari kendaraan lapis baja, yang dicegah oleh penduduk desa untuk melewati jalan desa.
Pendudukan Suriah timur oleh militer AS telah membuat marah warga di wilayah tersebut dan pada saat yang sama memperluas cakupan perlawanan rakyat terhadap tindakan pasukan AS ini.
Baca Juga : Jihad Islam: Rakyat Yaman di Garis Depan Dukung Palestina
Amerika Serikat telah mendirikan pangkalan di beberapa bagian wilayah Al-Jazira Suriah, khususnya di ladang minyak dan gas negara itu, dengan tujuan mencuri dan menyelundupkan sumber daya alamnya.
Dengan dukungan milisi Kurdi yang dikenal sebagai “Pasukan Demokrat Suriah” (SDF / QSD), Washington menyelundupkan sumber daya alam yang diambil dari ladang ini ke pangkalannya di negara tetangga setiap bulan.