Baghdad, Purna Warta – Adi al-Shalan, perwakilan Irak dari koalisi Fatah, mengatakan bahwa Amerika Serikat telah gagal mencapai tujuannya di Asia Barat, dan hal ini telah menyebabkan Washington mencoba untuk mengguncang situasi di Irak.
“Amerika Serikat telah mengejar rencananya di Timur Tengah selama beberapa dekade, tetapi telah gagal, sehingga mereka menuduh al-Hashd al-Shaabi dan kelompok poros perlawanan sebagai kelompok yang menargetkan kedutaan AS di Baghdad. Hal Merupakan upaya yang jelas untuk mengacaukan situasi Irak, dan kami pikir pihak-pihak yang berafiliasi dengan AS pun berada di balik rencana ini.” katanya kepada Al-Ma’lumah.
Perwakilan Irak mengatakan: “Keputusan untuk menarik pasukan Amerika dari Irak sepenuhnya sah dan tidak dapat diubah, dan pemerintah harus melaksanakan tuntutan rakyat ini, karena kehadiran pasukan ini bukan untuk kepentingan tanah air dan bangsa Irak. Pasukan yang bertanggung jawab atas serangkaian kejahatan keji terhadap pahlawan kita di pasukan keamanan, al-Hashd al-Shaabi dan para komandan kemenangan.
Al-Shalan menambahkan: “Menuduh al-Hashd al-Shaabi adalah cara yang jelas yang berasal dari semua musuh Irak, karena konspirasi mereka untuk memecah belah dan menghancurkan negara melalui organisasi ekstremis yang melakukan kejahatan paling keji terhadap warga Irak dari etnis atau agama apa pun, akan tetapi mereka telah gagal. Karena itu, penarikan pasukan Amerika dari Irak sangat penting dan tidak bisa diabaikan lagi.”
Syahid Qassem Soleimani, mantan komandan Pasukan Quds dari Korps Pengawal Revolusi Islam, dan Abu Mahdi al-Mohandes, wakil kepala organisasi Al-Hashd al-Shaabi, menjadi syahid pada tanggal 4 Januari 2017, atas perintah langsung Presiden AS Donald Trump, dalam serangan pesawat tak berawak oleh pasukan Irak di dekat bandara Baghdad. Menyusul kejahatan tersebut, parlemen Irak menyetujui rencana untuk mengusir pasukan AS dari Irak.
Baca juga: Amerika Gunakan Hasutan di Irak Untuk Mencegah Pasukan AS Diusir