Baghdad, Purna Warta – Putra sekaligus perwakilan Ayatullah Bashir Hussein al-Najafi ini mengatakan bahwa Ayatullah Sistani, dalam pertemuannya dengan Paus Fransiskus kemarin, menunjukkan bahwa implementasi rencana normalisasi hubungan dengan rezim Zionis tidak mungkin berjalan melalui jalur Najaf-Ashraf.
Ayatullah Bashir Hussein Al-Najafi, salah satu Marja besar Najaf Ashraf, dalam menanggapi pertemuan kemarin Paus Fransiskus dengan Ayatullah Sayyid Ali Al-Sistani, Marja tertinggi Syiah di Irak menyatakan bahwa para Marja telah Mengetuk peti mati rencana normalisasi hubungan dengan rezim Zionis.
Syekh Ali Al-Najafi, putra Ayatullah Bashir Hussein Al-Najafi dan perwakilan dari Marja tersebut di Najaf Ashraf, menekankan bahwa rencana untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Zionis tidak dapat terjadi lewat jalur Najaf-Ashraf, dengan mengatakan: “Para Marja telah memaku peti mati rencana untuk menormalkan hubungan dengan Zionis.”
Merujuk pada perbincangan Ayatollah Sistani dan Paus Fransiskus di Najaf Ashraf kemarin, ia mengatakan bahwa dialog antar agama bukanlah hal baru dan pertemuan ini merupakan langkah penting ke arah tersebut. Dialog ini penting bagi kemanusiaan, dan otoritas Najaf peduli pada rakyat, termasuk minoritas.
Setelah pertemuan paus dan Marja tertinggi Syiah di Irak, kantor Ayatullah Sistani mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pertemuan tersebut membahas tantangan besar yang dihadapi umat manusia di era sekarang.
Banyak media pemberitaan Irak menganalisis pernyataan yang dikeluarkan oleh Marja Syiah tertinggi di Irak setelah pertemuan itu, dan mengatakan bahwa pernyataan itu meliputi tujuh kata “tidak”.
– Tidak untuk sanksi
– Tidak untuk kekerasan
– Bukan untuk penindasan
– Bukan untuk kemiskinan
– Tidak untuk menekan kebebasan beragama
– Tidak dengan tidak adanya kebebasan sosial
– Tidak menormalkan hubungan dengan rezim Zionis
Baca juga: Marja Syiah di Irak Menerima Tamu Pemimpin Katolik Dunia + Video