Manama, Purna Warta – Pasukan otoritas Bahrain telah menyerang para demonstran di pulau timur laut Sitra, yang berkumpul untuk menyuarakan penentangan mereka terhadap normalisasi hubungan Bahrain dengan Israel.
Pasukan Bahrain dengan keras menekan protes yang terjadi pada Jumat malam (1/10), yang diadakan setelah demonstrasi nasional menentang kunjungan menteri luar negeri Israel ke negara tersebut dan pembentukan hubungan resmi antara Tel Aviv dan Manama sehari sebelumnya, radio al-Nour Lebanon melaporkan.
Baca Juga : Hamas Kecam Pemerintah Bahrain atas Kedatangan Lapid
Rakyat Bahrain telah memprotes pembentukan hubungan diplomatik antara rezim Al-Khalifah dan Tel Aviv sejak penandatanganan apa yang disebut sebagai Kesepakatan Abraham.
Namun, perjalanan Yair Lapid ke Manama untuk meresmikan kedutaan Israel di Bahrain pada hari Kamis (30/9) memicu gelombang protes baru di kerajaan kecil Teluk Persia itu.
Demonstran turun ke jalan-jalan di ibu kota Manama dengan membawa spanduk mengutuk normalisasi dengan Tel Aviv dan membakar bendera Israel.
Mereka juga mengibarkan bendera nasional Palestina dan menyuarakan solidaritas dengan bangsa Palestina dan tujuan sah mereka.
Baca Juga : Rusia Perbarui Peringatan untuk Proyek Kapal Selam Nuklir AS-Australia
Demonstrasi serupa diadakan di desa Sadad dan Sanabis, di mana para pemrotes meneriakkan slogan-slogan menentang rezim Al-Khalifah yang berkuasa di Bahrain. Para demonstran mengangkat plakat untuk mengecam normalisasi dengan Israel dan membakar bendera Israel.
Para pengunjuk rasa meneriakkan “Turunkan Israel” dan “Keluar dari Bahrain” untuk memprotes normalisasi hubungan dengan Israel, media lokal melaporkan.
Lapid tiba di Bahrain pada hari Kamis (30/9) untuk membuka kedutaan Israel di Manamah dan menandatangani kesepakatan kerja sama dengan negara Arab, yang mana hal tersebut bertentangan dengan rakyat dan oposisi Bahrain.
Dia bertemu Raja Bahrain Hamad bin Isa Al-Khalifa dan Putra Mahkota sekaligus Perdana Menteri Bahrain Salman bin Hamad Al-Khalifa.
Baca Juga : Arab Saudi Klaim Hancurkan Drone Yaman di Selatan Arab Saudi
Dia kemudian bertemu dengan mitranya dari Bahrain Abdullatif bin Rashid Al Zayani, dan kedua belah pihak menandatangani kesepakatan tentang kerja sama di bidang kedokteran, perawatan kesehatan, olahraga, dan konservasi air dan lingkungan.
Kunjungannya ke Bahrain bertujuan untuk memajukan kesepakatan normalisasi yang didorong AS antara Israel dan sejumlah negara Arab, termasuk UEA, Bahrain, Sudan, dan Maroko.
Lapid telah membuka kedutaan Israel di Abu Dhabi.
Pembukaan kedutaan besar Israel di Manamah telah ditentang keras oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Mahmoud al-Zahar, seorang pemimpin senior gerakan perlawanan Palestina Hamas, mengatakan bahwa kunjungan Lapid dapat diringkas dalam satu kata, yaitu “pengkhianatan”.
Baca Juga : Kemenkes Palestina: 22 Kematian dan 1.340 Kasus Baru COVID-19
Sejumlah kelompok perlawanan lain juga mengecam kunjungan Lapid ke Bahrain.
Mantan perdana menteri Israel Benjamin Netanyahu menandatangani perjanjian dengan Menteri Luar Negeri Emirat Sheikh Abdullah bin Zayed Al Nahyan dan menteri luar negeri Bahrain selama upacara resmi yang diselenggarakan oleh mantan presiden AS Donald Trump di Gedung Putih pada 15 September tahun lalu.
Palestina, yang memperjuangkan negara merdeka di Tepi Barat yang diduduki dan Jalur Gaza dengan al-Quds Timur sebagai ibu kotanya, memandang kesepakatan itu sebagai pengkhianatan terhadap tujuan mereka.
Kesepakatan normalisasi telah dikecam oleh orang-orang di kawasan itu sebagai hal yang berbahaya dan memicu protes di negara-negara yang menandatanganinya.
Baca Juga : 5 Warga Tewas dan 11 Terluka dalam Serangan Koalisi Saudi ke Yaman Utara