Misi ke PBB: Tidak Ada Kegiatan Nuklir Rahasia di Iran

Misi ke PBB: Tidak Ada Kegiatan Nuklir Rahasia di Iran

Tehran, Purna Warta Misi Permanen Iran untuk PBB menepis semua tuduhan, termasuk tuduhan badan pengawas nuklir PBB, tentang adanya kegiatan aktivitas atau materi nuklir rahasia yang tidak diumumkan di Iran.

Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) pada hari Sabtu mengutip Misi Permanen Iran untuk PBB yang mengatakan bahwa semua bahan dan aktivitas nuklir negara itu telah sepenuhnya dinyatakan dan diverifikasi oleh Badan Energi Atom Internasional (IAEA), dan menambahkan klaim badan tersebut atas materi yang tidak diumumkan semata-mata didasarkan pada informasi palsu dan dibuat- buat oleh rezim Zionis.

Baca Juga : Pasukan Israel Serang Pengunjuk Rasa Anti-Pemukiman di Seluruh Tepi Barat

Misi Iran mengumumkan bahwa Tehran bertekad untuk memenuhi komitmennya berdasarkan Perjanjian Perlindungan Komprehensif, setelah melakukan segala upaya untuk memungkinkan IAEA melakukan kegiatan verifikasi di Iran.

Mengenai hal yang disebut pada masalah “tiga tempat”, ia menambahkan, “Asal mula masalah ini Kembali pada informasi palsu yang diberikan kepada Agency oleh pihak ketiga yang jahat, yaitu rezim Israel yang bahkan telah menolak untuk menerima apa pun termasuk komitmen di bawah dokumen yang berkaitan dengan senjata pemusnah massal, dan juga Perjanjian Non-Proliferasi (NPT), serta bertentangan dengan berbagai resolusi IAEA dan PBB, di tambah lagi bahwa Zionis telah berulang kali mengancam akan menyerang situs dan fasilitas nuklir Iran.”

“Temuan partikel uranium alami dalam sampel lingkungan di suatu lokasi, tidak dapat dianggap sebagai keberadaan bahan nuklir di tempat itu,” lanjut misi tersebut.

Ia menambahkan bahwa Tehran telah mengintensifkan upayanya untuk menemukan asal-usul partikel semacam itu yang ditujukan untuk kerja sama lebih lanjut dengan IAEA dan telah menjelaskan tentang asumsinya dalam hal ini.

Baca Juga : Hakim Inggris Sangkal Tawaran Assange Melawan Ekstradisi AS

Mengacu pada fakta bahwa Iran belum dapat menemukan alasan teknis apa pun atas keberadaan partikel uranium, Tehran berasumsi bahwa unsur-unsur eksternal, seperti sabotase dan tindakan musuh terlibat dalam pelepasan kontaminasi.

Misi Iran menegaskan kembali bahwa Tehran sangat mengharapkan IAEA agar bisa melaporkan kegiatan verifikasinya di Iran berdasarkan prinsip ketidakberpihakan, profesionalisme, dan realitas.

Direktur Jenderal IAEA Rafael Grossi telah menegaskan kembali bahwa kemajuan telah dibuat dalam mengimplementasikan pernyataan bersama antara Tehran dan pengawas nuklir PBB tentang masalah pengamanan.

Iran selalu bekerja sama penuh dengan IAEA dan mengizinkannya mengunjungi situs nuklir negara itu, akan tetapi kebijakan badan nuklir PBB itu sampai saat ini tidak konstruktif dan destruktif. Tehran menyangkal semua tuduhan yang dilontarkan oleh Barat atas keberadaan aktivitas atau materi nuklir yang tidak diumumkan di Iran. Hal ini pada hakikatnya adalah langkah AS dan sekutunya sebagai kampanye propaganda melawan program nuklir damai Tehran.

Baca Juga : Komandan Angkatan Laut IRGC: Tidak Perlu Angkatan Laut Lintas Wilayah di Teluk Persia

Pada awal Maret, Grossi mengunjungi Iran dan mengadakan pertemuan dengan Kepala AEOI Mohammad Eslami, Presiden Sayyid Ibrahim Raisi dan Menteri Luar Negeri Hosein Amir Abdullahian untuk membahas program nuklir Iran.

Di akhir perjalanan Grossi, Tehran dan pengawas nuklir mengeluarkan pernyataan bersama, dan setuju untuk melanjutkan interaksi dan kerja sama mereka dalam semangat kolaborasi yang mana sepenuhnya disesuaikan dengan kompetensi IAEA serta hak dan kewajiban Iran.

Kepala AEOI menggarisbawahi pada waktu itu bahwa Iran menganggap Perjanjian Pengamanan dengan IAEA, NPT serta hukum strategis yang diadopsi oleh parlemen Iran sebagai dasar untuk kegiatan nuklirnya, begitu juga pihaknya menggarisbawahi bahwa pengawasan pengawas nuklir PBB seharusnya berada dalam kerangka kerja Tehran dan reservasi.

Iran telah banyak membuktikan sifat damai dari program nuklirnya kepada dunia dengan menandatangani perjanjian nuklir enam kekuatan dunia. Namun, keluarnya Washington pada Mei 2018 dan penerapan kembali sanksi berikutnya terhadap Tehran membuat masa depan perjanjian itu dalam ketidakpastian.

Baca Juga : Miliki Sumber Daya yang Besar, Iran Menjadi Hub Gas di Kawasan

Negosiasi dimulai di ibu kota Austria, Wina, pada April 2021, dengan maksud untuk menghapus sanksi anti-Iran dan memeriksa keseriusan Amerika Serikat untuk bergabung kembali dengan perjanjian tersebut.

Pembicaraan, bagaimanapun, terhenti sejak Agustus 2022 karena desakan Washington untuk tidak menghapus semua sanksi dan kegagalannya untuk menawarkan jaminan yang diperlukan untuk tidak meninggalkan kesepakatan lagi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *