Beirut, Purna Warta – Menyusul aksi taktis Hizbullah Libanon dan pengiriman beberapa pesawat tak berawak ke ladang gas Karish dalam beberapa hari terakhir, Menteri Energi rezim Zionis Sementara mengunjungi ladang gas ini dan mengaku akan menanggapi untuk setiap gerakan melawan medan gas ini.
Menurut situs Israel Times, Karine Al-Harar, Menteri Energi rezim Zionis Sementara, mengatakan setelah kembali dari ladang gas Karish: “Awal produksi gas alam dari Karish, yang diharapkan pada bulan September, diperlukan untuk ekonomi energi Israel dan dunia.”
Baca Juga : Pejabat Iran: Syarat Dari Washington Adalah Hak Sah Iran
Mengacu pada pentingnya daerah ini, ia lebih lanjut mengklaim bahwa setiap upaya untuk merusak rig yang terletak di perairan Israel akan dibalas dengan segala macam alat.
Gerakan Hizbullah Libanon mengeluarkan pernyataan pada hari Sabtu tentang klaim rezim Zionis mengenai intersepsi pesawat tak berawak. Saluran berita Al-Mayadeen mengutip keterangan dari Hizbullah, melaporkan bahwa kelompok martir Jamil Sakaf dan Mehdi Yaghi menerbangkan tiga drone tak bersenjata dengan ukuran berbeda menuju area yang disengketakan di wilayah Karish. Hizbullah menekankan bahwa misi drone ini adalah pengintaian dan misi yang dimaksudkan telah tercapai. Pesan itu juga sampai kepada pihak Zionis.
Pada hari Minggu, situs web jaringan berita Zionis Kan menulis dalam sebuah analisa tentang hal ini, bahwa sistem rudal Barak mampu mencegat pesawat tak berawak Hizbullah untuk pertama kalinya pada hari Sabtu. Sementara Angkatan Laut mereka menggambarkan operasi ini sebagai sebuah keberhasilan, para pejabat militer menyatakan bahwa ancaman vital yang harus mereka hadapi adalah rudal canggih Yakhont.
Baca Juga : Menlu Iran Kejar Kasus Empat Diplomat Iran yang Diculik
Menurut pejabat senior rezim sementara Zionis, ancaman utama adalah rudal jelajah Yakhont, yang juga ada di gudang senjata tentara Suriah. Rudal ini terbang sangat cepat dan tidak memberikan waktu bagi operator sistem rudal untuk membuat keputusan.
Dalam laporan terbarunya, sebuah think tank Zionis memeriksa kemampuan unit angkatan laut Hizbullah Lebanon dan menulis bahwa unit angkatan laut Hizbullah siap untuk beberapa skenario pembalasan militer terhadap platform minyak Karish atau pasukan tentara Israel yang berpatroli di sekitarnya.
Lembaga pemikir Zionis Alma menulis di bagian laporannya bahwa unit angkatan laut Hizbullah mungkin memiliki rudal Noor. Noor adalah rudal anti-kapal dengan jangkauan 120 hingga 220 kilometer dan dianggap sebagai versi lanjutan dari rudal “C-802” China.
Baca Juga : Iran: Zionis Bahkan Tidak Bisa Bermimpi Menyerang Iran
Berdasarkan hal tersebut, jumlah pasti rudal jelajah permukaan-ke-laut Hizbullah tidak diketahui, tetapi diperkirakan memiliki puluhan rudal. Beberapa dari rudal ini disimpan untuk segera digunakan di dekat garis pantai Lebanon dan ditembakkan dari fasilitas yang telah disediakan oleh Hizbullah.
Perlu dicatat bahwa sejak Oktober 2020, negosiasi teknis antara rezim Zionis dan Libanon untuk menyelesaikan sengketa perbatasan laut dimulai dengan mediasi Amerika Serikat. Mei lalu, Libanon mengubah wilayah sengketa dari jalur 23 menjadi jalur 29 karena kesalahan perhitungan sebelumnya, dan wilayah sengketa mencapai 1.400 kilometer.