Membunuh Sayid Ali Sistani, Senjata Pamungkas Hapus Resistensi Irak

irak

Purna Warta – Mantan Dubes AS di Irak menyimpulkan satu metode untuk lepas dari perlawanan rakyat Irak, yang bergabung dalam gerakan resistensi kerakyatan al-Hashd al-Shaabi dan mengabadikan kepentingan Amerika beserta antek-anteknya.

Dikutip dari al-Asrmag, 28/6, Douglas Alan Silliman, mantan Duta Besar AS di Irak, meyakini bahwa membunuh ulama besar Irak, Ayatullah Ali Sistani adalah satu perkara wajib untuk menyudahi perannya sebagai pendukung Muqawamah atau perlawanan. Dengan demikian, urusan untuk melenyapkan al-Hashd al-Shaabi, yang notabene ancaman serius bagi hegemoni dan dominasi Gedung Putih di Baghdad, dapat diraih pasca teror mati Ulama besar tersebut.

Dalam pendekatan Douglas, teror mati Alim Ulama Ali Sistani adalah satu strategi untuk melestarikan kepentingan Amerika berasaskan sistem politik yang ingin diaplikasikan di Iran dan Irak agar hidup berdampingan dengan Saudi.

Al-Asrmag dalam laporannya menuliskan bahwa saat ini Amerika sedang menebar benih propaganda dan konspirasi pembunuhan Ayatullah Ali Sistani dan siapapun, yang menyorot manuver-manuver AS beberapa waktu terakhir, mulai dari teror dua Martir Muqawamah (Jenderal Qasem Soleimani beserta Abu Mahdi al-Muhandis), eksekusi Ayatullah Sheikh Nimr al-Nimr, begitu pula titah hukuman mati atas Ulama-Ulama Syiah di Bahrain dan Saudi, tidak akan pernah melihat kebijakan-kebijakan di atas sebagai titik lain, kecuali titik pendahuluan yang akan berakhir pada pembunuhan Ulama besar Syiah, Ali Sistani.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *