Damaskus, Purna Warta – Pihak Kremlin menyebutkan dalam sebuah kesempatan bahwa Rusia akan terus mendukung pemerintah Arab Suriah. Dengan mengatakan bahwa Rusia tidak memulai perang, juru bicara Istana Kremlin menjelaskan bahwa Ukraina tidak memiliki kemerdekaan berdaulat dan hanya menerapkan perintah Amerika Serikat.
Dmitry Peskov, juru bicara kepresidenan Rusia, pada Sabtu malam menekankan kelanjutan dukungan Moskow kepada pemerintah Damaskus setelah berakhirnya perang dengan kelompok teroris di negara ini.
Baca Juga : Peringatan Yahya Saree tentang Situasi Tidak Perang dan Tidak Damai di Yaman
Peskov mengatakan dalam sebuah wawancara dengan saluran Russia Today: Rusia akan melanjutkan upayanya untuk membantu Republik Arab Suriah dan mengembalikan negara ini ke kelompok negara-negara Arab.
Menurut kantor berita Sputnik, di bagian lain pidatonya, dia mengumumkan keinginan Rusia untuk mengakhiri perang di Ukraina.
Juru bicara Kremlin menjelaskan: Rusia belum memulai perang. Rusia sedang mencoba untuk mengakhiri perang yang dimulai oleh rezim Kiev pada tahun 2014.
Menurut laporan ini, Peskov menyatakan bahwa sedang terjadi perang antara Moskow dan seluruh Barat, dan menekankan bahwa Washington mendikte posisinya ke Kiev.
Menurut Sputnik, dia menyatakan: Operasi militer khusus melawan Ukraina dan rezim Kiev diluncurkan untuk memastikan keselamatan rakyat Donbass. Ini benar. Tapi sekarang sebenarnya berlanjut sebagai perang virtual antara Moskow dan Barat.
Baca Juga : Israel Akan Membangun 4.500 Unit Pemukim Ilegal Kembali di Tepi Barat
Pejabat Rusia ini menggambarkan kedaulatan Ukraina sebagai konsep kosong dan menambahkan: Ukraina tidak memiliki kedaulatan. Ukraina tidak memiliki kemauan atau keinginan atau kemampuan untuk menyatakan posisi berdaulat apa pun. Ukraina bertindak sesuai dengan apa yang ditentukan oleh Washington. Ini adalah fakta yang sangat jelas dan dapat dimengerti oleh semua orang.
Sebelumnya, Dmitry Medvedev, wakil ketua Dewan Keamanan Nasional Rusia, telah mengancam bahwa Kiev dan Barat ingin memusnahkan negaranya, dan keputusasaan Barat untuk mengalahkan Moskow dalam perang ini mungkin mengorbankan nyawa Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky.