Khotib Tehran: OKI Diam Dalam Menghadapi Pembantaian Rakyat Yaman

Khotib Tehran: OKI Diam Dalam Menghadapi Pembantaian Rakyat Yaman

Tehran, Purna Warta Khotib salat Jumat Tehran,  Ayatullah Sayyid Ahmad Khatami mengatakan: “Apa yang disayangkan dari kejahatan terhadap rakyat Yaman adalah organisasi dan Lembaga hak asasi manusia dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) diam dan tidak berbicara sedikit pun untuk menentang semua pembunuhan dan penindasan ini.”

Ayatullah Sayyid Ahmad Khatami, Imam Jumat Tehran, hari ini dalam khotbah pertama salat Jumat, yang diadakan di aula gedung Imam Khumaini, menegaskan: di dalam ayat ke-24 surah Al-Anfal disebutkan bahwa segala sesuatu yang Allah dan Nabi (SAW) telah memerintahkannya harus dilakukan.

Dia melanjutkan: “Misi agama bukan hanya untuk kesejahteraan akhirat, tetapi agama pun memperhatikan kemakmuran dunia dan akhirat. Mereka yang melupakan akhirat demi dunia dan mereka yang melupakan dunia demi akhirat, keduanya sama-sama tidak diinginkan agama.”

Baca Juga : Raisi: Penguatan Hubungan Dengan Negara – Negara Afrika Sedang Diupayakan Secara Serius

Khatib salat Jumat Tehran menyatakan: Hal ini bertentangan dengan pandangan yang menyimpang dari sekularisme agama, yang mengatakan bahwa agama hanyalah mengurusi penyelesaian masalah akhirat dan menyerahkan urusan dunia kepada ahli dunia.

Mengacu pada teisme dan faedah dari amal saleh sebagai tulang punggung pandangan keagamaan, Khatami mengatakan: “Kita harus benar-benar beriman, bukan hanya slogan semata. Kehidupan nyata selalu berada dalam naungan agama dan amal saleh yang mengikuti perintah Allah dan Nabi (SAW), dan mereka yang tidak memiliki kehidupan ini memiliki kehidupan seperti halnya binatang.”

Ia juga mencontohkan pentingnya isu “jihad Tabyiin” yang ditekankan oleh Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam dan pencerahan serta menunjukkan jalan solusi dan kebaikan kepada masyarakat, dengan mengatakan: “Jihad mencakup berbagai bidang termasuk budaya, politik dan ekonomi dan semua ini ditekankan oleh Alquran.”

Tidak memedulikan aturan keamanan Covid-19 berarti lalai terhadap hak-hak masyarakat

Khotib salat Jumat Tehran dalam khotbah kedua salat Jumat mengawalinya dengan mengucapkan selamat atas datangnya bulan Rajab, dan menekankan perlunya menghargai peluang besar di bulan ini serta mengetahui manfaat besarnya.

Baca Juga : Kesepakatan Sementara atau Semacamnya Tidak Pernah Ada Dalam Agenda Kami

Ayatullah Khatami juga mengucapkan selamat atas promosi keenam tim sepak bola nasional Iran ke Piala Dunia, dengan mengatakan: “Kami berharap para pemuda kami akan bersinar terus di segala bidang.”

Ia juga menyampaikan belasungkawa atas berpulangnya Ayatullah Graili, salah satu ulama dari hauzah kota Khorasan, kepada murid-murid dan hauzahnya.

Imam Jumat Tehran melanjutkan khotbahnya mengenai masalah gelombang keenam korona yang menyebar sangat cepat, dengan mengatakan: “Kita baru-baru ini telah mencapai 700 pasien sehari dan kami tidak lagi memiliki kota merah dan oranye, tetapi kota merah dan oranye akan meningkat lagi. Yang diharapkan adalah mengikuti instruksi kesehatan termasuk vaksinasi, jarak sosial dan vaksinasi dosis ketiga.”

Khatami menambahkan: “Kita semua harus mengetahui bahwa instruksi kesehatan adalah masalah hak asasi manusia. Orang yang tidak memakai masker seharusnya jangan berpikir bahwa dia itu sang berani! Tetapi justru dia telah melalaikan hak-hak masyarakat untuk tidak memakai masker dan bisa menulari orang lain.”

Khatami menekankan: “Kita harus mengamati periode yang tersisa ini sehingga kita akan segera mendengar kabar baik tentang pemberantasan virus ini.”

Baca Juga : Raisi: Amerika Serikat Harus Cabut Sanksi Dulu, Baru Dialog

Bencana kemanusiaan di Yaman sama saja dengan tidak memikirkan hak asasi manusia dari komunitas Internasional

Imam Jumat Tehran dengan mengacu pada situasi di Yaman, berkata: “Sebuah bencana kemanusiaan sedang terjadi di Yaman, sedangkan koalisi Ibrani-Arab terus-menerus menyerang Yaman. Baru-baru ini, 60 wanita dan anak-anak telah gugur dan ratusan lainnya terluka. Pemboman ini pun telah memutus jaringan internet, sehingga teriakan rakyat Yaman yang terzalimi tidak menyebar ke seluruh dunia.”

Khatami menambahkan: “Yang disayangkan adalah bahwa organisasi hak asasi manusia dan Organisasi Kerjasama Islam (OKI) telah mati lemas dan tidak berbicara sedikit pun dalam menentang semua pembunuhan dan penindasan ini.”

Dia melanjutkan: “Ansarullah, dalam posisi membela dirinya telah dikutuk, sedangkan para penindas dan agresor tidak dikutuk sama sekali. Ini adalah hak asasi manusia Anda?!”

Imam Jumat Tehran menekankan: “Kemanusiaan harus memikirkan hak asasi manusia lainnya. Satu-satunya hal yang tidak dipikirkan masyarakat saat ini adalah hak asasi manusia.”

Baca Juga : Pemimpin Rezim Zionis Lakukan Perjalanan ke UEA Untuk Lawan Sanaa

Khatami menunjukkan: “Yang menjadi kebanggaan adalah gerakan perlawanan dari warga Yaman. Arab Saudi ingin mengambil Yaman selama dua minggu, tetapi mereka gagal, dan berlanjut melakukan penyerangan selama hampir 8 tahun, dan bangsa Yaman pantas dihormati dan dihargai.”

Mengenai pawai hari Jumat ini, Khatami berkata: “Pawai anda hari ini adalah pawai empati dan gerakan menerima Tuhan dan anti-musuh.”

Perlunya berterima kasih atas berkah revolusi / Semua sanksi harus dicabut

Imam Jumat Tehran, dengan mengacu pada peringatan empat puluh tiga kemenangan Revolusi Islam, mengatakan: “Dekade Fajar adalah salah satu contoh ayyamullah. Artinya, hari-hari Ketika Allah Swt telah memberikan berkat khusus kepada masyarakat tertindas dan revolusi ini tidak akan berhasil kecuali dengan pemeliharaan-Nya.”

Khatami menambahkan: “Seluruh dunia, termasuk Amerika Serikat, Uni Soviet dan Eropa, berada di belakang Shah, tetapi yel -yel “mampus Shah” anda telah menyebabkan Shah pergi.”

Baca Juga : Islami: Produksi 17.000 MW Tenaga Nuklir Iran Akan Diaktifkan Sampai 20 Tahun Mendatang

Dia menekankan: “Syukur nikmat revolusi tercermin dari kesiapan warga untuk selalu hadir mempertahankan revolusi ini. Dalam perang pertahanan suci, pemeran  utama mempertahankan tanah air ini adalah kalian, menghadiri semua pemilihan umum dan pawai besar pembelaan revolusi telah menjadi contoh dari syukur nikmat ini.”

Khotib salat Jumat Tehran menyatakan: “Yang terpenting adalah kelanjutan dan penjagaan revolusi. Pemimpin Tertinggi Revolusi Islam baru-baru ini menekankan isu semangat beragama dalam sebuah pertemuan video dengan warga Qom. Semangat keagamaan adalah kristalisasi dari rasionalitas dan tafakkur yang telah menyelamatkan revolusi pada banyak hal.”

Khatami melanjutkan: “Pemimpin Tertinggi Revolusi juga mengatakan bahwa musuh berusaha membuat orang-orang beragama supaya tidak peka, misalnya, mereka berusaha untuk menggulingkan dan memisahkan pemerintah dari agama dan dikatakan bahwa sekularisme bukanlah hal yang buruk. Mereka juga mempertanyakan dan menganggap buruk sikap pantang menyerah kepada musuh, yang merupakan salah satu prinsip revolusi.”

Dia juga merujuk pada pembicaraan tentang pencabutan sanksi dan mengatakan: “Amerika Serikat sedang mencari tempat untuk dijarah, bukan negosiasi. Amerika memiliki mimpi penjarahan sebelum revolusi, dan mimpi ini tidak pernah dan tidak akan pernah dilupakan.”

Baca Juga : Mayor Jenderal Bagheri: Rezim Zionis Ancaman Keamanan Regional

Imam Jumat Tehran menambahkan: “Selama 43 tahun ini, Amerika Serikat bersekongkol untuk melawan revolusi ini sekuat mungkin, dan jika tidak bersekongkol, mereka tidak bisa, bukan karena tidak mau.”

Khatami menyatakan: “Mereka terus-menerus meningkatkan sanksi, garis kepemimpinan di bidang ini jelas. Semua sanksi, termasuk nuklir dan hak asasi manusia, harus dicabut secara tuntas dan permanen.”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *