Suriah, Purna Warta – Wakil sekretaris jenderal Hizbullah Lebanon dalam menjelaskan bahwa hubungan antara Suriah dan gerakan itu sangat baik, mengatakan bahwa jika kenyataan di lapangan di Suriah membutuhkan lebih banyak pasukan, kebutuhan ini akan terpenuhi.
Sheikh Naeem Qasim, wakil sekretaris jenderal gerakan Hizbullah Lebanon, membahas berbagai masalah dalam sebuah wawancara dengan jaringan Suriah Al-Ikhbaria (Syria News Channel) pada Rabu malam 3 November.
Baca Juga : Lanjutan Serangan Arab Saudi di Al-Hudaidah
Wakil sekretaris jenderal Hizbullah pertama kali mengomentari tindakan AS, dengan mengatakan semua upaya AS untuk membangun ‘Timur Tengah baru’ telah gagal.
Sheikh Naeem Qasim mengacu pada pertempuran baru-baru ini antara kelompok perlawanan Palestina dan rezim Zionis, mengatakan: Operasi ‘Pedang Quds’ adalah salah satu gelar kemenangan Palestina.
Pejabat Hizbullah tersebut juga menyatakan: Seluruh strategi yang dilakukan untuk menyerang Suriah – seperti yang diharapkan [musuh] – tidak menyebabkan jatuhnya negara ini.
Dia juga merujuk pada perkembangan di Yaman dan menambahkan: Kemenangan di Yaman datang satu demi satu. Realitas baru di masa depan adalah poros perlawanan, di mana ia akan memainkan peran dan kekuatan utama. Amerika Serikat belum melepaskan kebijakan ekspansionis dan agresifnya; Namun komponen kekuatannya telah melemah. Agresi AS telah gagal berkali-kali; Namun perang melawan Suriah belum berakhir.
Baca Juga : UNICEF: Delapan Anak Yaman Tewas atau Terluka Dalam Lima Hari Terakhir
Sheikh Naeem Qasim juga menyatakan: Serangan di pangkalan al-Tanf (Suriah tenggara) adalah masalah lapangan yang terkait dengan kelompok yang hadir.
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah menambahkan: Ada kemungkinan bahwa Suriah akan melihat lebih banyak keterbukaan politik. Hubungan antara Hizbullah dan Suriah sangat baik. Hubungan kami dengan Suriah telah bermandikan darah, pengorbanan, perlawanan, pembebasan, martabat dan kebanggaan. Hubungan antara Hizbullah dan Suriah belum pernah mencapai level seperti itu. Banyak pejuang kami telah kembali ke Lebanon, dan beberapa diantaranya masih menetap di Suriah, kehadiran mereka terkait dengan realitas lapangan di Suriah. Jika realitas lapangan di Suriah membutuhkan kehadiran banyak atau sedikit pasukan maka hal itu yang akan terjadi.
Pejabat Hizbullah tersebut juga menyatakan bahwa : Beberapa orang Lebanon yang sejalan dengan perintah AS, Israel dan sekutu, mereka tidak menginginkan hubungan dengan Suriah. Dan sebagian yang lain bersikap konservatif karena takut akan respon AS, dan ketika menyangkut impor energi ke Lebanon melalui Suriah, para pengecut tidak punya masalah dengan posisi AS.
Baca Juga : Menteri Ekonomi Israel dan Yordania Bertemu, Bahas Perluasan Kerjasama
Sheikh Naeem Qasim juga menekankan: Poros perlawanan untuk mendukung Palestina tidak berubah sampai pembebasan tanah mereka sepenuhnya. Tekanan terhadap Suriah tidak berkurang, tetapi mereka tidak mampu menghadapi stabilitas negara ini.
Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah menambahkan: Amerika Serikat gagal mencapai tujuannya di Lebanon setiap kali mencoba. Fakta bahwa bahan bakar minyak Iran mencapai Lebanon melalui Suriah mengejutkan Amerika.
Dia juga merujuk pada penembakan baru-baru ini di distrik al-Tayouna di Beirut, mengatakan bahwa Hizbullah dan gerakan Amal al-Fitna telah mencekik pasukan Lebanon (al-Quwwāt al-Lubnānīyah) di daerah tersebut setelah mereka melakukan pembunuhan di daerah tersebut.
Syekh Naeem Qasim menyatakan dalam hal ini: Pembantaian di Al-Tayouna telah direncanakan dan dipersiapkan sebelumnya agar kami dapat terseret ke dalam hasutan. Amerika mencoba mengintegrasikan partai pasukan Lebanon (al-Quwwāt al-Lubnānīyah) ke dalam kelompok-kelompok masyarakat sipil. Tidak ada hubungan antara pembunuhan al-Tayouna dan ledakan di pelabuhan Beirut.
Baca Juga : Reaksi Yaman terhadap Tindakan Keras IRGC Terhadap Kapal-Kapal Amerika
Pejabat Hizbullah tersebut juga mengacu pada tindakan Arab Saudi baru-baru ini terhadap Lebanon, mengatakan bahwa Saudi telah menunjukkan dalam berbagai cara bahwa mereka tidak ingin Hizbullah menjadi bagian dari pemerintah Lebanon.
Dalam hal ini, Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah di Lebanon mengatakan: Menteri luar negeri Saudi mengatakan masalahnya bukan pada Menteri Informasi.