Yerusalem, Purna Warta – Ribuan warga Israel berpartisipasi dalam kegiatan kontroversial bertajuk “Pawai Bendera” pada Kamis (18/5) di Yerusalem. Kegiatan tersebut dikelola oleh kelompok ultranasionalis rasis Yahudi yang terdiri dari anggota partai politik, pelajar Yeshiva dan aktivis ekstrim kanan.
Baca Juga : Ketidaknyamanan Amerika dengan Kunjungan Assad ke Arab Saudi
Kegiatan tersebut menuai respon negatif dari baik dari dalam wilayah pendudukan maupun publik internasional termasuk sekutu Israel karena membahayakan upaya perdamaian solusi dua negara serta memperparah tensi di Kawasan. Apalagi kegiatan tersebut dihadiri oleh jajaran menteri seperti Itamar Ben Gvir.
Pawai bendera kontroversial Israel tersebut diselenggarakan di Baitul Muqaddas (Bukit Bait Suci) dengan rute mengelilingi kota tua Yerusalem termasuk pemukiman Arab dan muslim. Partisipan secara provokatif meneriakkan slogan “Mampus Arab!”, “Semoga kampung kalian terbakar habis”, “Arab anak haram!” serta menyanyikan himne Yeshiva dan yel-yel rasis sepanjang perjalanan.
Selain itu, 3000 personel kepolisian dikerahkan untuk mengawal pawai tersebut. Aparat polisi juga memaksa pedagang Arab untuk menutup tokonya agar jalan untuk pawai terbuka tanpa memberi kompensasi pada mereka. Dikabarkan setidaknya polisi menangkap 10 orang aktivis sayap kiri Israel yang berusaha menutup jalan yang menjadi rute pawai di sekitaran Tepi Barat.
Baca Juga : Damaskus Kritik Kerja Politik di Organisasi Pelarangan Senjata Kimia
Meski begitu, aksi anarkisme mewarnai pawai ini. Partisipan pawai melempari reporter muslim di sekitaran gerbang Damaskus dengan batu, botol, pegangan bendera dan benda-benda lain. Akibatnya, sejumlah jurnallis menderita luka-luka di kepala dan dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.