Tel Aviv, Purna Warta – Haaretz ungkap bantuan militer rezim Zionis ke Maroko untuk menghadapi gerakan Polisario, satu gerakan yang diharamkan di Sahara Barat oleh pemerintah Rabat.
Polisario merupakan satu singkatan dari Frente Popular para la Liberacion de Saguia al-Hamra y Rio de Oro (yang berarti Barisan Rakyat untuk pembebasan Saguia el-Hamra dan Rio de Oro). Gerakan ini adalah satu gerakan politik-militer di Sahara Barat. Pada tahun 1973 Polisario angkat senjata melawan kolonialisme Spanyol atas Sahara Barat. Polisario berdiri atas tujuan pembebasan dan kemerdekaan wilayah ini sesuai dengan arti singkatannya di atas.
Salah satu media analisa, Diplomatico, Minggu (31/1), mengutip laporan Haaretz yang mengungkap para konsultan dan pakar Israel yang sedang melatih taktik dan strategi militer sekutu Maroko-nya dalam menghadapi gerakan Polisario, yang merupakan ancaman karena upaya mereka memerdekakan Sahara Barat yang masih termasuk wilayah kekuasaan Rabat.
Haaretz meneruskan, dikutip oleh Diplomatico, bahwa rezim Zionis mengirim bantuan militer kepada Maroko untuk menghadapi Polisario.
Bahkan Haaretz melaporkan, Sabtu (30/1), kerjasama Mossad, intel Israel bersama dengan pemerintah Rabat.
Atas kerjasama ini, menurut laporan Haaretz, Rabat akan memindahkan Yahudi daerahnya ke Palestina Pendudukan, sedangkan Mossad akan meneror oposisi Raja Hassan II.
Kerjasama Maroko dan Israel bisa disebut sebagai satu-satunya kerjasama yang paling stabil dari pada kerjasama-kerjasama Israel dengan dunia Arab lainnya.
Haaretz melanjutkan bahwa hasil dari kerjasama 6 tahun intelijensi, militer, politik dan budaya antara Rabat-Tel Aviv adalah normalisasi kemarin.
Baca juga: Menlu Maroko Lakukan Perbicangan dengan Penasehat Keamanan Nasional Israel