Al-Quds, Purna Warta – Mantan kepala dinas intelijen tentara Zionis Israel mengklaim dalam pidatonya bahwa tentara Israel memiliki kemampuan militer yang cukup untuk menyerang sasaran nuklir Iran, tetapi khawatir yang akan terjadi setelahnya.
Menurut situs web surat kabar Israel Jerusalem Pos, Amos Yadlin, mantan kepala dinas intelijen tentara Zionis Israel Ketika dalam wawancara radio pada hari Jumat (24/12) tentang adanya penetapan tanggal pertemuan negosiasi untuk menghidupkan kembali JCPOA, mengatakan : “Amerika Serikat sedang mempersiapkan situasi dan strategi di mana negosiasi dengan Iran tidak akan berhasil. Kami sebenarnya berada dalam situasi, di mana segala kesepakatan dengan Iran akan sangat merugikan bagi kami. Jika tidak ada kesepakatan sama sekali yang tercapai, maka perdana menteri kami harus memilih sikap dan tindakan kemudian. Israel memiliki kemampuan militer yang cukup untuk menyerang Iran.”
Baca Juga : Hancurnya Kilang Minyak di Pinggiran Hama oleh Drone Tempur Rusia
Yadlin menambahkan: “Naftali Bennett, sebagai perdana menteri, harus memutuskan pilihan untuk tidak melakukan penyerangan. Serangan militer akan menjadi pilihan terakhir setelah semua opsi lain telah dilaksanakan. Kami paham bahwa serangan Israel terhadap Iran adalah hal yang mungkin terjadi, akan tetapi hal itu memerlukan anggaran besar yang harus dialokasikan khusus untuk masalah penyerangan Iran, begitu juga rencana militer sekarang ini harus segera diperbarui dengan situasi saat ini. Sebenarnya Israel memiliki kemampuan militer untuk menyerang Iran, masalah kami bukan pada serangan itu, tetapi apa yang akan terjadi selanjutnya, dan inilah yang menjadi kekhawatiran dan pertimbangan kami. ”
Jenderal Israel menyebut taktik negosiasi Iran sangat cerdik, dan mengatakan: “Pihak Iran mengetahui keinginan sebenarnya Amerika Serikat dalam pemerintahan Biden untuk kembali ke perjanjian JCPOA. Oleh sebab itulah dalam enam putaran negosiasi sebelumnya, Iran telah memimpin dan membuat tuntutan yang mana pemerintah Demokrat Amerika Serikat tidak akan menerimanya. Pada akhirnya, proses pembicaraan akan sangat menguntungkan Iran, dan sekarang mereka kembali ke meja perundingan dengan tangan penuh dan memberi lebih banyak tekanan pada Amerika Serikat.”
Baca Juga : Balasan Menyakitkan Yaman terhadap Kejahatan Saudi
“JCPOA adalah kepentingan jangka panjang Iran. Mereka ingin sanksi dicabut. Untuk sementara sekarang ini kita tidak memerlukan opsi militer untuk menyerang, tetapi pilihan militer harus tetap dipikirkan. Tentu saja, maksud saya adalah penggunaan opsi militer harus lebih serius dijadikan pilihan dari pihak Amerika Serikat,” tegas Yadlin.