Tehran, Purna Warta – Menteri Perminyakan Iran Javad Owji menyatakan bahwa Iran memiliki kapasitas yang baik untuk memproduksi minyak dan gas serta komoditasnya dan dengan demikian mampu sebagian men-supply kebutuhan energi di dunia di musim dingin, termasuk negara-negara Eropa.
“Harga energi di luar kendali di pasar dunia dan perusahaan petrokimia besar di negara Eropa seperti Jerman berada di ambang penutupan karena alasan ini,” tambah menteri.
Baca Juga : Inggris Diam-Diam Gandakan Pendanaan Ke Arab Saudi dan Bahrain
Pejabat itu juga mengacu pada lonjakan harga gas di Eropa, dengan mengatakan gas telah mencapai harga yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu 3 dolar per meter kubik dan diproyeksikan akan naik lebih lanjut sebesar 60 persen.
Menteri perminyakan Iran mencatat bahwa dalam keadaan seperti itu, Iran siap memenuhi sebagian kebutuhan negara-negara Eropa.
Namun Owji mengatakan bahwa orang Eropa sendiri menganiaya warganya sendiri, dan menambahkan, “Pengimpor energi menghadapi musim dingin yang sulit tahun ini.”
Menteri kemudian berbicara tentang lonjakan ekspor energi Iran. Dia menyatakan penjualan kondensat gas Iran telah mencapai rekor harian 230.000 hingga 240.000 barel pada tahun Persia 1401 sementara itu 7.000 barel per hari pada hari-hari awal pemerintahan Presiden Sayyid Ibrahim Raisi.
Dia mengatakan, kementerian perminyakan memulai kegiatan pemasaran untuk meningkatkan penjualan kondensat migas sejak hari pertama pemerintahan Raisi. Oji menambahkan bahwa Iran berhasil mencapai tujuan ini dengan mendiversifikasi kontrak penjualan minyak dan gas melalui pemasaran presisi tinggi.
Baca Juga : Perusahaan Cina Menentang Sanksi AS
Menteri perminyakan mencatat bahwa Iran berhasil menemukan pelanggan yang baik di Amerika Latin, Asia dan bahkan Eropa untuk kondensat minyak dan gas negara itu.
Eropa berada dalam cengkeraman krisis energi, dan situasinya hanya akan bertambah buruk ketika Barat berusaha untuk melarang impor energi Rusia, menurut para analis.
Amerika Serikat mendorong eropa untuk menyetop pasokan gas Rusia ke Eropa, hal ini telah mengancam pasokan energi ke benua itu, setelah Barat memberlakukan sanksi yang melumpuhkan terhadap Moskow atas kampanye militernya melawan Ukraina.
Uni Eropa baru-baru ini mengungkapkan skema untuk menurunkan penggunaan gasnya sebesar 15% hingga musim semi mendatang.
UE telah mengungkapkan rencananya untuk mengurangi ketergantungan blok tersebut pada gas Rusia sebesar 66% tahun ini dengan mengambil sumber dari pemasok lain, dan berinvestasi dalam energi terbarukan, serta langkah-langkah penjatahan seperti yang disebutkan di atas. Namun, pembicaraan sekarang telah bergeser pada persiapan penghentian segera oleh Rusia setelah Moskow memberi peringatan untuk mengakhiri pasokan ke negara-negara yang gagal membayar gas mereka dalam rubel – permintaan ini dilakukan oleh Rusia setelah Uni Eropa membekukan cadangan mata uang asingnya dan mengeluarkannya dari sistem transaksi global SWIFT.
Baca Juga : Koalisi Saudi Blokir Masuknya Puluhan Kapal Pengangkut Bahan Bakar
Presiden Vladimir Putin mengomentari krisis energi Eropa dalam sambutannya kepada wartawan pada akhir kunjungan kerjanya ke Iran pada bulan Juli, dan menunjukkan bahwa Uni Eropa dan sekutunya di Kiev sepenuhnya bertanggung jawab atas situasi saat ini mengenai pengiriman gas dari Rusia. Pemimpin Rusia sebelumnya menuduh para pemimpin Eropa melakukan “bunuh diri” ekonomi melalui sanksi “gila dan tidak masuk akal” terhadap Rusia atas operasi militernya di Ukraina.