New York, Purna Warta – Selama pertemuan Dewan Keamanan PBB hari Kamis tentang senjata kimia di Suriah, Iravani menunjuk upaya Suriah untuk melaksanakan kewajibannya di bawah Konvensi Senjata Kimia (CWC), dan menekankan bahwa adopsi pendekatan politis dan standar ganda vis-à-vis File kimia Suriah hanya akan menyimpang dari diskusi berorientasi teknis dan dapat merusak kredibilitas dan otoritas Dewan Keamanan PBB.
Diplomat senior Iran itu melanjutkan dengan menggarisbawahi bahwa Republik Islam Iran, sebagai korban utama dari penggunaan senjata kimia paling sistematis dalam sejarah modern, dan selalu mengutuk penggunaan senjata kimia oleh pihak mana pun, di mana pun dan dalam keadaan apa pun.
Baca Juga : Putin Tandatangani Dekrit terkait Aksesi Empat Wilayah Baru Ke Rusia
“Negara kami juga berkeyakinan bahwa penggunaan senjata tidak manusiawi semacam itu merupakan ancaman serius bagi perdamaian dan keamanan internasional dan tidak boleh ditoleransi,” kata Iravani.
Dia menambahkan, “Satu-satunya cara untuk memastikan bahwa senjata kimia tidak akan pernah digunakan lagi adalah dengan melenyapkan semuanya secara global, dan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk mencegah produksi senjata pemusnah massal semacam itu.”
Duta Besar Iran untuk PBB mencatat bahwa negaranya telah sering menggarisbawahi perlunya implementasi CWC secara penuh, efektif dan non-diskriminatif.
“Kami percaya bahwa setiap upaya untuk mempolitisasi pelaksanaan Konvensi Senjata Kimia dan mengeksploitasi Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) untuk tujuan politik akan menempatkan legitimasi konvensi dan organisasi yang dipertaruhkan,” kata Iravani.
Diplomat top Iran melanjutkan untuk menarik perhatian pada upaya Suriah untuk menghormati kewajibannya di bawah CWC, dengan mengatakan, “Kami mendorong kelanjutan komunikasi dan interaksi antara OPCW dan Republik Arab Suriah, dan menghargai pemerintah Suriah telah menyerahkan 166 laporan bulanan kepada Dirjen OPCW yakni Fernando Arias. Dalam laporan itu, Suriah telah menguraikan rincian tindakannya untuk menghilangkan senjata kimia dan fasilitas produksinya.”
Iravani menyatakan harapan bahwa pertemuan mendatang antara Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad dan Arias akan membantu menyelesaikan masalah yang tersisa antara kedua belah pihak.
Baca Juga : Iran: Sejarah Rezim Israel Penuh dengan Pembantaian dan Pembunuhan Anak
Media Barat dan pemerintahannya telah berulang kali menuduh pemerintah Suriah menggunakan senjata kimia terhadap warganya sendiri dalam perang melawan teroris.
Sementara Suriah menyerahkan persediaan senjata kimianya pada tahun 2014 ke misi bersama yang dipimpin oleh Amerika Serikat dan Organisasi Pelarangan Senjata Kimia (OPCW), yang mengawasi penghancuran persenjataan tersebut. Pihak Suriah juga secara konsisten membantah menggunakan senjata kimia.