Tehran, Purna Warta – Republik Islam Iran memandang bahwa koordinasi yang terjalin antara Israel dan CENTCOM adalah sebuah ancaman keamanan nasional.
Ketua Kepala Staf Angkatan Bersenjata Iran Mayor Jenderal Mohammad Baqeri menulis dalam sebuah pesan online bahwa teroris militer AS telah mencoba untuk mengimbangi penarikan kapal induk, pengangkut helikopter dan kapal perusaknya dari Teluk Persia dan Laut Oman dengan menghubungkan militer Israel dengan CENTCOM.
“Arti dari tindakan ini adalah, dari sudut pandang kami, fasilitas mata-mata dan bahkan operasional CENTCOM Amerika Serikat dan sekutunya akan digunakan oleh rezim Zionis Israel dan ini akan meningkatkan ancaman terhadap keamanan nasional negara kita tercinta,” kata Baqeri.
Baca Juga : Roger Waters Dukung Anak-Anak Palestina dan Beri Penghormatan Kepada Jurnalis Yang Terbunuh
Akhir bulan lalu, menteri urusan militer Israel Benny Gantz melakukan kunjungan yang belum pernah terjadi sebelumnya ke markas Komando Pusat AS di Florida, dimana ia diterima oleh Komandan Jenderal CENTCOM Michael Kurilla.
Selama kunjungan tersebut, Gantz mengklaim bahwa kerja sama Israel dengan CENTCOM dan negara-negara di kawasan itu adalah “sebagai pengubah permainan” dalam menghadapi Iran dan menambahkan bahwa Israel dan AS akan terus memperdalam kerja sama terhadap program nuklir damai Iran, yang dia tuduh adalah bertujuan untuk memperoleh senjata nuklir.
Sementara itu, tentara Israel mengadakan latihan simulasi bersama dengan pasukan AS yang dipimpin CENTCOM pada akhir Juli dengan tujuan untuk “melindungi Israel dari ancaman balistik,” menurut sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh kementerian luar negeri Israel pada hari Senin (5/9).
“Saya menyambut baik kerja sama baru antara pasukan CENTCOM dan IDF,” kata Gantz, menurut pernyataan itu. Dia menambahkan bahwa “menggabungkan kekuatan” dan “berbagi pengetahuan” adalah salah satu tujuan dari latihan tersebut.
Baca Juga : PBB: Somalia di Ambang Krisis Kelaparan Untuk Kedua Kalinya
Israel pindah dari Komando Eropa AS ke CENTCOM pada September tahun lalu dengan tujuan menyederhanakan kerja sama dengan pasukan pendudukan Amerika di wilayah tersebut. Langkah ini juga diharapkan dapat memperluas koordinasi militer antara rezim Israel dan beberapa negara Arab, yang mulai menormalkan hubungan mereka dengan rezim di Tel Aviv di bawah perjanjian yang ditengahi AS pada akhir 2020.
Dalam pesannya, Baqeri juga mengatakan bahwa negara-negara kawasan yang menjadi tuan rumah pasukan Amerika telah menerima peringatan tertulis dari Iran, yang melihat kehadiran AS di kawasan itu sebagai ancaman serius.
“Selain pengumuman tertulis, peringatan dan penyampaian pesan melalui Kementerian Luar Negeri kepada negara-negara tuan rumah tentara AS, kami telah menyatakan dan akan menyatakan kesiapan dan peringatan kami melalui perluasan kehadiran kami, termasuk patroli udara dan laut, memperdalam dominasi intelijen kami dan melakukan berbagai latihan angkatan laut, rudal dan drone,” katanya.
Jenderal Iran lebih lanjut mengatakan saran ramah Iran kepada negara-negara tetangga adalah untuk menegakkan hubungan persaudaraan dan kerja sama untuk membangun keamanan di kawasan itu “oleh negara kita sendiri dan bukan dengan mengandalkan orang asing.”
Baca Juga : Macron Desak Pengurangan Penggunaan Energi Untuk Mencegah Penjatahan