Tehran, Purna Warta – Proyek pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Darkhovin dimulai dengan kehadiran Kepala Organisasi Energi Atom Iran (AEOI) Mohammad Eslami, dan sejumlah pejabat nuklir senior di provinsi Khuzestan.
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Darkhovin adalah pembangkit listrik tenaga nuklir terencana yang terletak sekitar 70 kilometer selatan Ahvaz, Iran di sungai Karun, sebagai bagian dari program nuklir Iran.
Pembangkit listrik tenaga nuklir akan beroperasi di bawah sistem reaktor air bertekanan (PWR).
Baca Juga : Iran: Tujuan Tuduhan Penjualan Senjata Ke Rusia Legalkan Aliran Senjata Barat ke Ukraina
PWR merupakan sebagian besar pembangkit listrik tenaga nuklir dunia. Dalam PWR, pendingin primer (air) dipompa di bawah tekanan tinggi ke teras reaktor di mana ia dipanaskan oleh energi yang dilepaskan oleh fisi atom.
Pembangunan pembangkit listrik ini sejalan dengan misi Badan Tenaga Atom Iran untuk memproduksi listrik tenaga nuklir melalui pembangunan pembangkit listrik tenaga nuklir lokal.
Perkiraan waktu implementasi rencana ini adalah 8 tahun.
Berbicara pada upacara tersebut, Mohammad Eslami mengatakan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Darkhovin telah dihentikan selama bertahun-tahun karena pihak asing gagal melaksanakan proyek tersebut.
Menurutnya, proyek ini merupakan proyek penting di wilayah barat daya Iran dan khususnya di provinsi Khuzestan.
Dengan dibangunnya pembangkit listrik ini, akan dibuka babak baru dalam industri dan teknologi nuklir di tanah air, tambahnya.
Baca Juga : Robert Malley: Biden Bersedia Ambil Tindakan Militer Terhadap Iran Jika Pembicaraan JCPOA Gagal
Sebelum kemenangan Revolusi Islam, Iran telah menandatangani kontrak senilai 2 miliar dolar dengan perusahaan Prancis Framatome untuk membangun dua reaktor air bertekanan 910 MW, di Darkhovin. Setelah Revolusi Islam Iran, Prancis menarik diri dari proyek tersebut dan komponen teknik pabrik ditahan di Prancis.