New York, Purna Warta – Berbicara pada pertemuan Majelis Umum PBB pada Selasa malam (21/6), utusan Iran untuk PBB, Majid Takht Ravanchi mengatakan bahwa Republik Islam Iran menganggap langkah-langkah koersif sepihak, seperti penerapan sanksi untuk tujuan politik, sebagai salah satu hambatan utama bagi upaya internasional dalam memberikan bantuan kemanusiaan dan juga salah satu sumber utama terciptanya krisis kemanusiaan di seluruh dunia.
Baca Juga : Iran Tangkap Mata-Mata Mossad di Tenggara Iran
“Komunitas internasional menghadapi tantangan yang muncul dalam upaya mengatasi kondisi darurat kemanusiaan,” tambah diplomat senior Iran.
“Situasi krisis kemanusiaan di Afghanistan, Suriah, Palestina dan Yaman telah menyebabkan rasa sakit dan penderitaan yang besar bagi warga di kawasan itu,” katanya, seraya menambahkan bahwa “gelombang besar pengungsi Afghanistan ke negara-negara tetangga telah memperburuk bencana ini.”
“Sebagai negara yang terkena berbagai bencana alam seperti gempa bumi, kekeringan, badai pasir, Iran mengalami krisis parah dikarenakan sanksi sepihak ilegal yang diberlakukan oleh Amerika Serikat,” Takht Ravanchi menggarisbawahi.
Baca Juga : Pengadilan Iran: Agen Mossad yang Ditahan Berencana Membunuh Ilmuwan Nuklir Iran
“Sejalan dengan Sendai Framework for Disaster Risk Reduction, langkah praktis diharapkan dapat diambil di bawah pengawasan ketat PBB untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara kawasan, terutama negara-negara tetangga, dalam pengendalian bencana seperti debu,” tambahnya.
Iran juga mendukung pernyataan yang dibuat oleh perwakilan Pakistan atas nama Kelompok 77 dan China.
Grup-77 dan China menunjukkan dampak sosial dan ekonomi negatif dari tindakan pemaksaan sepihak serta konsekuensi negatif dari sanksi ini terhadap kapasitas negara-negara yang terkena sanksi untuk merespons secara efektif tantangan kemanusiaan termasuk pandemi Covid-19.
Baca Juga : Turki Tutupi Kasus Khashoggi, Bin Salman Kunjungi Turki