Erdogan Tak Terima Biden Sebut Tragedi 1915 Sebagai Genosida oleh Kekaisaran Ottoman

Erdogan Tak Terima Biden Sebut Tragedi 1915 Sebagai Genosida oleh Kekaisaran Ottoman

Ankara, Purna Warta Presiden Turki angkat bicara terkait pernyataan Presiden Amerika Serikat tentang tragedi 1915 oleh Ottoman dan menyebutnya sebagai kebohongan.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Senin (25/4) menanggapi pernyataan Presiden AS Joe Biden tentang tragedi 1915 oleh kekaisaran Ottoman dan masalah Armenia, menyebut semua itu didasarkan pada kebohongan dan salah informasi.

Baca Juga : Jurnalis Ceko: Rezim Turki Terus Lakukan Kejahatan Perang di Suriah

“Penafsiran dan interpretasi yang digunakan oleh beberapa pemerintah dan parlemen mereka tentang masalah orang-orang Armenia tidak ada hubungannya dengan Turki,” kata Erdogan pada konferensi pers di Ankara, menurut situs berita Al-Mayadin.

Peristiwa 1915 berkaitan pada pembantaian orang-orang Armenia oleh pemerintah Ottoman, dan beberapa negara masih menganggapnya sebagai semacam genosida oleh orang Turki. Tahun lalu, Biden menggambarkan Genosida Armenia 1915 sebagai genosida. Beberapa tahun yang lalu, peristiwa ini disetujui oleh parlemen Belanda sebagai genosida.

“Tuan Biden harus membaca sejarah dengan baik. Tidak mungkin bagi kami untuk memaafkan usahanya untuk menantang Turki tanpa didasarkan pada pengetahuan soal [peristiwa] ini.”

Baca Juga : Menteri Bahrain: Iran adalah Musuh Utama, Israel dan AS adalah Sahabat

Kementerian Luar Negeri Turki mengutuk pernyataan Biden kemarin, menyebutnya berdasarkan informasi yang salah dan mengatakan dalam sebuah pernyataan: “Kami menolak pernyataan dan keputusan ini yang mengaburkan fakta sejarah dengan motif politik, dan kami mengutuk siapa pun yang bersikeras pada pandangan itu.”

Konfrontasi verbal antara presiden Turki dan AS terjadi ketika Menteri Luar Negeri Armenia Ararat Mirzoyan mengakui bulan lalu bahwa dia mengikuti proses normalisasi hubungan negaranya dengan Ankara dengan cara yang positif.

Awal tahun ini, Turki dan Armenia sepakat untuk melakukan pembicaraan bilateral yang bertujuan untuk menormalkan hubungan tanpa prasyarat apa pun.

Baca Juga : Rezim Terus Berganti di Kabul, Iran Tidak Pernah Meninggalkan Rakyat Afghanistan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *