Dubes UAE Israel Jamu Tokoh Ekstrimis Zionis

Dubes UAE Israel Jamu Tokoh Ekstrimis Zionis

Tel Aviv, Purna Warta – Duta besar Uni Emirat Arab (UEA) untuk Israel, Mohammed Al Khaja menjamu jajaran pejabat Israel termasuk tokoh politikus ekstrimis kanan zionis, Itamar Ben Gvir dalam acara perayaan hari jadi UEA ke-51 di hotel Hilton Tel Aviv pada Kamis (1/12) malam. Padahal Menteri Luar Negeri UEA sempat memperingatkan Netanyahu untuk tidak melibatkan Ben Gvir dalam kabinet pemerintahannya.

Ben Gvir digadang-gadang akan menjadi Menteri Keamanan Nasional dalam kabinet Perdana Menteri terpilih Israel, Benjamin Netanyahu. Hal itu merupakan bagian dari janji politiknya saat membentuk koalisi dengan partai Otzma Yehudit yang dipimpin oleh Ben Gvir.

Baca Juga : 20 Anggota Koalisi Saudi Tewas dan Terluka di Tenggara Ma’rib

Dilansir dari The Times of Israel, Ben Gvir terlihat berjabat tangan dengan Dubes UEA dalam acara tersebut. “Acara pada hari ini mengajarkan bahwa kita bisa membuat kedamaian hakiki tanpa menumbalkan wilayah teritorial serta menyerah pada teror. Hanya dengan berdamai dengan orang-orang yang saling suka satu sama lain. Tanpa perlu konsesi,” ujar Ben Gvir.

Ia kemudian mengunggah sebuah foto yang menunjukkan pertemuannya dengan Dubes UEA. “Inilah yang disebut dengan perdamaian sesungguhnya,” tulisnya.

Netanyahu menghadiri acara tersebut sebagai tamu kehormatan. Israel dan UEA menormalisasikan hubungannya pada tahun 2020 di bawah pemerintahan Netanyahu sebagai bagian dari The Abraham Accords yang dipromosikan oleh Amerika Serikat.

“The Abraham Accords bukan hanya secarik kertas berisi kesepahaman antara sejumlah negara. Melainkan sebuah perdamaian yang hangat antara rakyat kita yang nantinya akan memperkuat keamanan, kerjasama dan stabilitas di Kawasan,” ujar Netanyahu.

Dubes UEA, Al Khaja mengalungkan selendang perayaan pada Netanyahu dan istrinya dalam acara tersebut. “UEA ada di sini untuk menunjukkan bahwa persatuan berarti kesejahteraan. Kami akan terus menggunakan diplomasi untuk memperdalam hubungan melalui asas persahabatan dan respek timbal balik,” terangnya.

Ben Gvir memiliki sepak terjang yang panjang dalam aktivitas ekstrimis sayap kanannya. Ia merupakan murid dari Rabbi ekstrimis Meir Kahane yang memiliki rekam jejak terorisme. Seperti gurunya, Ben Gvir juga berulangkali terkena vonis akibat tindak terorisme. Meski begitu, ia mengaku telah melunak dan sudah tidak lagi memiliki kepercayaan yang sama dengan pendiri partai terlarang Kach yang bertanggung jawab atas pembantaian Hebron tahun 1994.

Baca Juga : Menlu Rusia: AS dan NATO Terlibat Langsung dalam Perang Ukraina

Ben Gvir juga pernah dituntut akibat tindak rasisme pada tahun 2007 karena memegang plakat demonstrasi bertulisan “Usir orang-orang Arab, mereka adalah musuh”. Sepak terjang ini membuat Menlu UEA Abdullah bin Zayed sempat memperingatkan Netanyahu untuk tidak melibatkan Ben Gvir dan partner politiknya Bezalel Smotrich dalam kabinet yang ia pimpin.

Pesan tersebut disampaikan Bin Zayed saat ia mengunjungi Israel pada September 2022 lalu sebagaimana yang dikonfirmasi oleh Axios. Bin Zayed bahkan mengatakan bahwa pelibatan tokoh ekstrimis seperti Ben Gvir dan Smotrich dalam membuat pemerintahan Netanyahu beresiko membubarkan hubungan Israel dan UEA bahkan negara-negara anggota Abraham Accords lainnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *