Dua Tahanan Kudeta di Yordania, Adakah Hubungannya dengan Arab Saudi?

Yordan saudi

Amman, Purna Warta – Sumber berita Yordania, terutama kantor berita resmi negara tersebut (Petra), melaporkan pada Sabtu malam bahwa gelombang penangkapan antara pejabat senior Yordania dan keluarga kerajaan, termasuk saudara laki-laki raja dilakukan  atas tuduhan adanya usaha kudeta.

Di antara para tahanan, Petra menyebut al-Sharif Hassan bin Zayd dan Bassem Awadullah, dua tahanan yang ditangkap karena alasan keamanan.

Situs berita Arab 21 memberitakan tentang insiden ini, meskipun media dan aktivis media sosial menerbitkan banyak gambar dan surat tahanan, yang semuanya adalah tokoh keamanan dan militer yang penting, tetapi sementara itu, Awadullah dan bin Zayd, dan Pangeran Hamza bin Al-Hussein, saudara tiri Raja Yordania, adalah tahanan yang paling dikenal dari tahanan lainnya.

Menurut pemberitaan tersebut, Hassan bin Zayd sebelumnya adalah utusan khusus Raja Yordania di Arab Saudi. Awadullah, bagaimanapun, adalah kepala Istana Al-Hashimi pada tahun 2007 dan sebelumnya, kepala kantor Raja Yordania.

Menurut laporan itu, kedua tahanan memiliki hubungan kuat dengan Arab Saudi.

Banyak orang di Yordania percaya bahwa kedua orang ini memiliki kewarganegaraan atau paspor Saudi.

Sumber berita lokal Yordania juga melaporkan bahwa bin Zayd adalah seorang bangsawan Hashemite yang berbasis di Arab Saudi yang telah berinvestasi di negara tersebut.

Arabi 21 melanjutkan bahwa dalam beberapa tahun terakhir, Awadullah telah bekerja sebagai penasehat Muhammad bin Salman, Putra Mahkota Arab Saudi. Dia adalah salah satu insinyur privatisasi perusahaan minyak Saudi Aramco.

Menurut situs web tersebut, Awadullah hadir bersama Bin Salman pada konferensi investasi tahunan baru-baru ini yang disebut The Future Investment Initiative di Riyadh.

Setelah meninggalkan Yordania, Awadullah pergi ke UEA dan mendirikan perusahaan Tamuh.

The Washington Post melaporkan bahwa langkah tersebut dilakukan menyusul penemuan adanya indikasi konspirasi yang kompleks dan usaha kudeta. Seorang pejabat Yordania membenarkan penangkapan itu, dan mengatakan penangkapan itu terkait dengan  adanya ancaman bagi stabilitas negara.

Pada Minggu pagi, juru bicara Departemen Luar Negeri juga mengatakan bahwa dia memantau dengan cermat laporan perkembangan yang terjadi di Yordania, dan menambahkan bahwa Raja Yordania adalah mitra penting bagi Washington dan mendapat dukungan penuh dari Amerika Serikat.

Baca juga: Pertukaran Informasi Intelijen Yordania & Tel Aviv di Tengah-Tengah Usaha Penangkapan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *