Damaskus, Purna Warta – Suriah mengutuk keras agresi dan serangan rudal terbaru oleh rezim teroris Israel terhadap infrastruktur sipil negara Arab itu, yang untuk sementara membuat Bandara Internasional Damaskus tidak berfungsi.
“Suriah mengutuk agresi teroris Israel terhadap infrastruktur sipil,” kata Kementerian Luar Negeri dan Ekspatriat negara itu pada hari Senin (2/1) dalam surat yang ditujukan kepada Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan presiden Dewan Keamanan badan dunia itu, kantor berita resmi Suriah Arab (SANA) melaporkan.
Kementerian menambahkan bahwa tindakan agresi Israel terhadap Suriah, “melanggar hukum internasional dan hukum kemanusiaan internasional.”
Baca Juga : Komandan Ikonik Irak Abu Mahdi Al-Muhandis Sebagai Prajurit Jenderal Soleimani
Ini terjadi setelah pada hari yang sama, Israel meluncurkan serangan rudal baru terhadap bandara Damaskus, menargetkan fasilitas sipil dan sekitarnya.
Sebuah sumber militer mengatakan kepada kantor berita bahwa pertahanan udara Suriah mencegat sebagian besar rudal yang masuk, yang diluncurkan dari arah Danau Tiberias.
Dua tentara Suriah tewas dan dua lainnya luka-luka akibat serangan tersebut, yang juga menimbulkan kerusakan material di bandara sehingga mengganggu operasinya.
Di bagian lain dalam suratnya, kementerian mengatakan agresi Israel di bandara sipil tidak lain adalah perpanjangan dari kejahatan rezim pendudukan.
Ini mendesak Dewan Keamanan untuk mengutuk kejahatan dan agresi Israel dan segera bergerak untuk menghukum para pelakunya.
“Pada saat dunia merayakan Natal dan Tahun Baru, otoritas pendudukan Israel bersikeras menambahkan agresi baru ke dalam catatan mereka, yang penuh dengan tindakan agresi dan pelanggaran hukum internasional,” kata kementerian tersebut.
Suriah dan rezim Israel secara teknis berperang karena pendudukan yang terakhir tahun 1967-sekarang di Dataran Tinggi Golan negara Arab itu.
Baca Juga : Trump Akan Bayar Mahal Atas Pembunuhan Soleimani Dan Muhandis
Israel mempertahankan kehadiran militer yang signifikan di wilayah itu, yang digunakannya sebagai salah satu landasan peluncuran untuk serangan terhadap tanah Suriah. Entitas pendudukan juga sering melakukan serangan rudal terhadap sasaran di dalam Suriah yang menggunakan wilayah udara Lebanon.
Serangan rezim terhadap Suriah mulai tumbuh secara signifikan dalam skala dan frekuensi setelah 2011, ketika Suriah berada dalam cengkeraman militansi dan terorisme yang didukung asing.