Damaskus, Purna Warta – Tindakan pasukan Zionis Israel dalam bentrokan kawasan pertanian Golan Suriah yang diduduki untuk memasang turbin angin menimbulkan konflik antara agresor Israel dan penduduk kawasan tersebut, dan akibatnya puluhan orang terluka.
Selasa, 20 Juni, ketegangan yang berujung pada konflik antara penduduk Golan Suriah yang diduduki dan pasukan pendudukan rezim Zionis Israel menyebabkan puluhan orang terluka.
Baca Juga : Tentara Bayaran UEA di Yaman Terus Tabuh Genderang Pemisahan!
Media-media Suriah, termasuk kantor berita resmi Suriah SANA dan jaringan berita Al-Ikhbariya, melaporkan konflik di wilayah Golan Suriah yang diduduki, yang menurut sumber-sumber lokal masih berlangsung.
Menurut laporan ini, tentara rezim Zionis Israel menembakkan gas air mata ke arah para pengunjuk rasa Suriah terhadap pemasangan turbin angin di tanah mereka dan para pengunjuk rasa mencegah pasukan Zionis Israel memasuki tanah mereka.
Menyusul insiden ini dan protes warga Suriah di Golan Suriah yang diduduki, tentara Zionis Israel mengirim lebih banyak pasukan ke wilayah tersebut untuk menangani orang-orang ini guna mengimplementasikan rencana pemasangan turbin angin besar di wilayah tersebut.
Masyarakat Golan Suriah yang diduduki, yang sebagian besar adalah beragama Druze, tidak duduk diam dan menyerukan perlawanan terhadap para penjajah.
Dalam sebuah pernyataan, delegasi agama Druze dari Golan Suriah yang diduduki meminta semua penduduk untuk mencapai zona konflik dan mencegah implementasi rencana pendudukan Zionis Israel di tanah mereka.
Konflik ini terjadi di daerah al-Hafair yang terletak di sebelah timur desa Mas’adah (Mas’ade).
Dalam sebuah pernyataan, Kementerian Luar Negeri Suriah mengutuk serangan rezim Zionis Israel terhadap warga Suriah di Golan yang diduduki dan mengatakan bahwa tindakan dan upaya untuk menghancurkan dan mengubah bagian Suriah ini merupakan perpanjangan dari kebijakan bermusuhan Tel Aviv terhadap Suriah.
Golan Suriah yang diduduki adalah bagian dari provinsi Al-Quneitra Suriah.
Rezim Zionis Israel menduduki daerah ini dalam Perang Enam Hari pada tahun 1967 dan mencaploknya pada tahun 1982; Komunitas internasional tidak pernah mengakui tindakan ini.
Baca Juga : Dimulainya Pertemuan Astana ke-20
Sebelumnya, Suriah melalui perwakilan tetapnya di PBB dan kantor organisasi internasional di Jenewa, Hossam Al-Din Ala, mengkritik keras perluasan rencana pembangunan turbin angin di Golan Suriah yang diduduki.
Saat itu, dia mengatakan bahwa tindakan rezim Zionis Israel dalam menambah jumlah turbin tersebut dan memperluas operasi pembebasan lahan untuk memasang turbin, merupakan pelanggaran serius terhadap hak asasi manusia dan hukum humaniter internasional.