Tehran, Purna Warta – Presiden Iran Ibrahim Raisi mengecam dukungan rezim Barat pendukung Israel dalam kejahatan Tel Aviv terhadap rakyat Palestina yang tertindas.
Kepala eksekutif membuat pernyataan dalam pesan yang dikeluarkan pada hari Selasa (16/5) dalam rangka peringatan 75 tahun Hari Nakba (Bencana).
Baca Juga : Rusia: Barat Khawatirkan Pembentukan Sistem Hubungan Internasional Yang Multilateral
Rezim Israel mengklaim keberadaannya pada hari itu di tahun 1948 setelah menduduki sebagian besar wilayah Palestina dalam perang yang didukung Barat.
“Sejak hari yang tepat disebut sebagai ‘Hari Malapetaka,’ rezim Zionis telah menyebabkan jutaan orang Palestina mengungsi dan pembunuhan yang ditargetkan terhadap aktivis Palestina, serta warga biasa,” bunyi pesan tersebut.
Sejak saat itu, rezim pendudukan juga telah menyebabkan penghancuran rumah, pertanian, dan bisnis warga Palestina, dan mereka bertanggung jawab atas pelanggaran prinsip dasar hukum internasional terhadap rakyat Palestina, tambahnya.
“Jelas pendukung rezim Barat, terutama Amerika Serikat, terlibat dalam kejahatannya,” kata Raeisi.
Baca Juga : Media AS: Biden Jual Senjata ke Sebagian Besar Otokrasi Dunia
Rezim telah berhasil menghindari segala macam pertanggungjawaban atas tindakannya yang menargetkan orang-orang Palestina dan orang-orang lain di kawasan itu berkat dukungan kuat dari pihak Washington, yang selalu memveto semua resolusi PBB yang menghukimi Tel Aviv bertanggung jawab atas kekejaman tersebut.
Raisi, bagaimanapun, mengatakan Iran mengutuk kejahatan rezim apartheid “dalam istilah terkuat,” dan menegaskan kembali penekanan pada proposal demokrasi Republik Islam Iran untuk resolusi politik krisis bagi Palestina.
Pada tahun 2020, Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Sayyid Ali Khamenei mengajukan proposal logis bahwa warga Palestina harus diizinkan, secara internasional, mengadakan referendum untuk menentukan nasib tanah yang diduduki. Proposal terdiri dari pemungutan suara yang akan dihadiri oleh semua penduduk asli dan historis dari wilayah pendudukan, baik yang masih ada maupun yang telah mengungsi.
Presiden Iran, sementara itu, menekankan kembali dukungan Tehran untuk hak rakyat Palestina untuk membebaskan wilayah mereka dan mendirikan negara “independen dan terintegrasi” di seluruh wilayah sejarah Palestina, dengan kota suci al-Quds yang diduduki sebagai milik dan ibukotanya.
Baca Juga : Gaza Rayakan Kemenangan, Zionis Bertekuk Lutut Dengan Genjatan Senjata