Damaskus, Purna Warta – Kantor berita pemerintah Bahrain BNA melaporkan bahwa Waheed Mubarak Sayyar menyerahkan mandatnya dalam sebuah upacara di Istana Kepresidenan pada hari Minggu. Menteri Luar Negeri Suriah Faisal Mekdad dan Menteri Urusan Kepresidenan Mansour Azzam juga hadir.
Laporan itu menambahkan bahwa duta besar Bahrain menyambut Raja Hamad bin Isa Al Khalifah serta Putra Mahkota dan Perdana Menteri Salman bin Hamad Al Khalifah, serta menyampaikan harapan mereka untuk kemajuan lebih lanjut dan kemakmuran pemerintah bangsa Suriah.
Baca Juga : Sekretaris Energi AS: Biden Akan Bertemu Bin Salman Untuk Masalah Energi
Assad, bertukar pandangan tentang sejumlah topik dan permasalahan umum yang menjadi perhatian utusan Bahrain, serta berharap dapat sukses dalam tugasnya.
Bahrain termasuk di antara sekelompok negara Arab Teluk Persia yang dipimpin oleh Arab Saudi, yang memutuskan hubungan diplomatik dengan Suriah serta mendukung teroris yang memerangi Assad.
Bahrain memutuskan untuk menutup kedutaan besarnya di Damaskus dan menarik semua diplomat beserta stafnya pada 15 Maret 2012.
Pada 28 Desember 2018, Bahrain membuka kembali kedutaannya di Suriah setelah tujuh tahun penutupan.
Baca Juga : Jubir Menlu Iran: Kesepakatan Mungkin Tercapai Jika AS Cabut Semua Sanksi
Pengumuman Manama datang sehari setelah Uni Emirat Arab (UEA) secara resmi melanjutkan operasi misi diplomatiknya di negara yang dilanda perang itu.
Kementerian Luar Negeri dan Kerja sama Internasional Emirat mengatakan pada saat pembukaan kembali kedutaannya “menegaskan kembali keinginan UEA untuk memulihkan hubungan antara kedua negara sahabat ke jalur normal mereka.”
Para pejabat Bahrain juga menjelaskan keputusan mereka dengan cara yang hampir sama.
Kementerian luar negeri Bahrain mengatakan dalam sebuah pernyataan yang diterbitkan di situs webnya saat itu, bahwa mereka memutuskan untuk membuka kembali kedutaannya untuk “memperkuat peran Arab dan mengaktifkannya untuk menjaga kemerdekaan, kedaulatan, dan integritas teritorial Suriah.”
Baca Juga : Wajah Buruk AS Terungkap Setelah Kejahatan di Bandara Baghdad