Damaskus, Purna Warta – Wakil Menteri Luar Negeri Rusia mengumumkan pertemuan KTT yang akan datang dari pembicaraan Astana di Suriah pada musim semi dengan partisipasi Iran, Rusia dan Turki dan lainnya.
Menurut kantor berita SANA, Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Vershinin mengatakan bahwa pertemuan berikutnya dari pembicaraan Astana tentang Suriah akan diadakan pada musim semi.
Baca Juga : Serangan Roket ke Pangkalan Amerika di Suriah Utara
Diplomat Rusia itu berkata: Persiapan pertemuan tripartit oleh negara-negara penjamin Astana, antara lain Rusia, Turki dan Iran, tetap menjadi agenda.
Sejauh ini, 17 pertemuan Astana telah diadakan, dua di antaranya diadakan di kota Sochi, Rusia.
KTT Astana ke-17 tentang Suriah diadakan selama dua hari di ibu kota Kazakh, Nursultan, pada Selasa, 21 Desember, dengan partisipasi delegasi dari Iran, Rusia, Turki, Suriah, oposisi Suriah, serta Lebanon dan Irak.
Para peserta pertemuan ke-17 proses Astana menekankan penghentian serangan militer Israel di Suriah dan memutuskan untuk mengadakan pertemuan ke-18 lagi pada paruh pertama tahun 2022 di Nursultan.
Baca Juga : Seorang Anak Tewas dalam Serangan Tentara Bayaran Koalisi
Wakil Duta Besar Iran untuk PBB, Zahra Ershadi, baru-baru ini berpidato di pertemuan Dewan Keamanan PBB tentang situasi dan perkembangan kemanusiaan di Suriah, merujuk pada pertemuan baru-baru ini antara Iran, Rusia dan Turki dalam rangka Proses Astana.
Dia mengatakan : Pada pertemuan ini, negara-negara anggota yang merupakan penjamin, menyerukan perbaikan situasi kemanusiaan di Suriah dan meminta masyarakat internasional, PBB dan badan-badan kemanusiaan untuk meningkatkan bantuan mereka kepada rakyat Suriah.
Perwakilan Iran untuk PBB mencatat bahwa upaya serius diperlukan untuk mencabut sanksi sepihak terhadap Suriah, dan mengatakan bahwa: Tindakan ilegal ini telah memperpanjang penderitaan rakyat dan berdampak negatif pada kerja lembaga kemanusiaan dalam membantu rakyat di Suriah.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Hossein Amir-Abdollahian, selama pertemuan dengan Perwakilan Khusus Sekretaris Jenderal PBB untuk Suriah, Gir Pederson, pada 16 Januari, menekankan perlunya solusi politik untuk krisis Suriah. Dan kehadiran ilegal pasukan Amerika di negara itu, serta serangan rezim Zionis, telah mengganggu proses penyelesaian politik di Suriah.
Baca Juga : Yaman Tembak Jatuh Pesawat Mata-Mata Buatan AS