Washington, Purna Warta – AS mengatakan akan melakukan serangkaian gerakan militer di Teluk Persia setelah Angkatan Laut Korps Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran menyita dua kapal tanker minyak asing yang menyerang di perairan teritorial negara itu, yakni di Selat Hormuz dalam beberapa pekan terakhir.
Juru Bicara Dewan Keamanan Nasional Gedung Putih John Kirby mengumumkan keputusan tersebut pada konferensi pers pada hari Jumat (12/5).
Baca Juga : Iran Serukan Internasional Hukuman Terhadap Israel Atas Pembantaian Gaza
“Departemen Pertahanan akan membuat serangkaian langkah untuk memperkuat postur pertahanan kami” di Teluk Persia, katanya, seraya menambahkan bahwa Komando Pusat AS akan memberikan perincian tambahan tentang bala bantuan itu dalam beberapa hari mendatang.
Kirby menggunakan pengulangan yang sering diulang bahwa Washington tidak akan membiarkan kekuatan asing atau regional membahayakan kebebasan navigasi melalui perairan Asia Barat.
Dia lebih lanjut mencatat bahwa AS juga akan meningkatkan “koordinasi dan interoperabilitas” dengan sekutu regional dalam beberapa minggu mendatang.
Iran telah memperjelas pandangannya bahwa kapal militer AS yang mengintai di perairan Teluk Persia sebagai ancaman terhadap keamanan nasionalnya dan sumber ketegangan dan ketidakstabilan di wilayah tersebut.
Republik Islam Iran telah berulang kali bersumpah untuk memberikan tanggapan yang tegas terhadap setiap tindakan bermusuhan Washington yang akan mengganggu keamanan jalur air strategis itu.
Awal bulan ini, sebuah kapal tanker minyak berbendera Panama disita oleh unit angkatan laut IRGC di jalur air strategis dekat kota pelabuhan selatan Bandar Abbas, insiden kedua dalam waktu kurang dari seminggu.
Armada Kelima AS yang berbasis di Bahrain mengklaim dalam sebuah pernyataan bahwa kapal tanker milik Yunani, bernama Niovi, sedang berlayar dari Dubai menuju Fujairah, sebuah pelabuhan dan terminal minyak di Uni Emirat Arab, ketika dihentikan oleh Angkatan Laut IRGC pada 3 Mei.
Pada saat itu, Jaksa Penuntut Umum Tehran yang mengatakan bahwa kapal minyak tersebut telah disita oleh Angkatan Laut IRGC menyusul pengaduan dari penggugat dan atas perintah pengadilan.
Penyitaan itu terjadi enam hari setelah Angkatan Laut Iran menyita kapal tanker minyak berbendera Kepulauan Marshall di Laut Oman. Kapal tanker minyak, bernama Advantage Sweet, terlibat dalam kecelakaan laut dengan kapal penangkap ikan Iran, yang mengakibatkan cedera dan hilangnya sejumlah awaknya.
Baca Juga : Ribuan Unjuk Rasa di London, New York, Dublin, dan Wina Untuk Memperingati Hari Nakba
Setelah tabrakan, kapal tanker minyak tersebut berusaha melarikan diri dari tempat kejadian dengan pelanggaran serius terhadap hukum dan peraturan internasional, yang mensyaratkan pemberian perawatan medis dan pasokan obat-obatan yang tepat dan memadai untuk awak kapal jika sakit atau cedera.
Nelayan Iran berhasil mengeluarkan panggilan darurat lama setelah pulih dari keterkejutan.