Al-Hasakah, Purna Warta – Tentara Turki melanjutkan serangan artileri ke Suriah utara, menembaki daerah lain di pinggiran barat laut Hasakah.
Sumber Suriah melaporkan bahwa tentara Turki melanjutkan serangannya di Suriah utara.
Menurut laporan itu, artileri Turki menembaki dua desa di daerah Abu Rasin di pinggiran barat laut Hasakah.
Baca Juga : Lagi, Amerika Serikat Curi Gandum Suriah
Sumber-sumber lokal mengatakan kepada SANA bahwa artileri Turki menembaki desa-desa al-rabiaat dan Tall al-Wird di distrik Abu Rasin hari Minggu (19/6), menyebabkan kerusakan pada properti penduduk dan lahan pertanian.
Sumber-sumber ini menekankan: Serangan terus-menerus dari pasukan pendudukan Turki dan kelompok teroris yang berafiliasi dengannya di daerah pemukiman di pinggiran utara Hasakah telah mengganggu kehidupan sehari-hari penduduk. Dan penduduk daerah ini tidak dapat bekerja di lahan pertanian mereka.
Perlu disebutkan bahwa setelah lama tidak ada perubahan strategis, Suriah utara kembali menjadi fokus krisis Suriah.
Baca Juga : Kelompok Teroris Yang Berafiliasi Dengan Turki Saling Serang
Kali ini, bukan teroris yang berbasis di provinsi Idlib, yang menjadi berita adalah pemerintah Turki dan tentara bayarannya.
Erdogan baru-baru ini mengatakan kepada sekelompok Partai Keadilan dan Pembangunan di Ankara: Kami telah memasuki fase baru dalam keputusan untuk menetapkan zona aman 30 kilometer di Suriah utara. Kami akan membersihkan Tell Rifat dan Manbij dari teroris.
Tentu saja, media-media Turki juga telah berbicara tentang kemungkinan tentara Turki menyerang Ain Issa dan Kobani.
Zona aman yang dibicarakan Erdogan pertama kali diusulkan olehnya pada tahun 2011, dan seluruh jalur utara Suriah, dari perbatasan barat dengan provinsi Hatay Turki hingga titik timur laut di provinsi Hasakah, diduduki oleh pasukan Turki dan elemen-elemen yang berafiliasi dengan Turki.
Untuk mencapai hal tersebut, Turki telah melakukan tiga operasi besar-besaran di jalur utara Suriah, yaitu Perisai Efrat (Euphrates Shield, Dar’ al-Efrat 2016), Ranting Zaitun (Ghasn al-Zaytoun 2018) dan Mata Air Perdamaian (Naba al-Salam 2019).
Baca Juga : Serangan Seksual Terhadap 6 Wanita Yaman