Tehran, Purna Warta, Mengacu pada serangan sporadis rezim Zionis di Suriah, Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran menyatakan bahwa rezim Israel adalah penyebab ketidakamanan di kawasan Asia Barat.
Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, Husein Amir Abdullahian, hari Senin (6/12) usai pertemuan dan pembicaraan dengan rekannya dari Suriah, Faisal al-Miqdad yang menghadiri konferensi pers bersama menjelaskan hasil pembicaraan yang telah dilakukan.
Baca Juga : Ali Bagheri: Draf Iran Dalam Pembicaraan Wina Berdasar Pada Prinsip – Prinsip Bersama
Menlu Iran mengatakan: “Iran mengutuk kehadiran pasukan asing di Suriah yang datang ke Suriah tanpa koordinasi dengan pemerintah yang sah dan berdasarkan suara rakyat Suriah.”
Kepala diplomatik Republik Islam Iran mengutuk serangan sporadis rezim Zionis Israel terhadap Suriah dan mengatakan: “Rezim palsu dan teroris Israel adalah penyebab dan akar ketidakamanan di kawasan Asia Barat. Suriah tidak akan gagal dalam mempertahankan negerinya dalam masalah ini.”
Menteri Luar Negeri Iran menambahkan: “Saya ingin menekankan bahwa hubungan antara kedua negara adalah sangat strategis dan istimewa. Kami memberikan penghormatan atas pengorbanan para syuhada poros perlawanan dan para pembela haram muqaddas dari para syuhada Iran yang bersama – sama bekerja sama dengan angkatan bersenjata Suriah memainkan peran penting dalam perang melawan terorisme dan memulihkan keamanan di kawasan. Dan memainkan peran mendasar dan kita berada di malam peringatan kedua Kesyahidan jenderal besar dan pembela Iran ini.”
Baca Juga : Emmanuel Macron di Teluk Persia; Prancis Menuju Pasar Iran
Amir Abdullahian melanjutkan: “Kami menghargai perjuangan semua syuhada poros perlawanan Iran dan Suriah, yang memainkan peran sangat mendasar dan penting dalam mempertahankan integritas teritorial negara dan memulihkan keamanan Suriah.”
“Kunjungan Faisal al-Miqdad ke Tehran bertepatan dengan salah satu pameran dagang terbesar Iran yang sedang berlangsung di Suriah, dan dalam waktu dekat di tingkat tinggi Komisi Gabungan Kerja sama antara kedua negara akan terwujud” katanya.
Kepala diplomatik Republik Islam Iran melanjutkan: “Kami menyambut baik tinjauan kebijakan luar negeri beberapa negara Arab dan Eropa, dan kunjungan mereka ke Damaskus, serta pembukaan kembali kedutaan beberapa negara Arab dan Barat di Suriah dalam beberapa bulan terakhir.”
Baca Juga : Peneliti Afrika: Strain Omicron Adalah Hasil Reaksi Dahsyat Antara Virus Covid dan HIV
Dia mengatakan: “Kami telah menerapkan program yang komprehensif untuk melakukan kerja sama dalam bidang teknik bangunan dan partisipasi di bidang rekonstruksi kembali Suriah, serta di berbagai bidang kerja sama sektor swasta dan perdagangan.”
Mengenai diskusi yang berkaitan dengan Afghanistan, Amir Abdullahian mengatakan: “Kami setuju bahwa pembentukan pemerintah inklusif dengan partisipasi semua kelompok etnis di Afghanistan, perang melawan terorisme dan menampung pendapat seluruh rakyat Afghanistan adalah di antara isu-isu kunci yang harus dipertimbangkan oleh dewan pemerintahan sementara yang berlangsung di Afghanistan.”
Dia berkata: “Saya menjelaskan kepada Menteri Luar Negeri Suriah bahwa delegasi yang dipimpin oleh Perwakilan Khusus Iran melakukan perjalanan ke Kabul dalam beberapa hari terakhir, di mana kami mencoba untuk bertemu dengan gubernur sementara dan pemimpin Afghanistan lainnya dari kelompok etnis yang berbeda dalam mendorong pembentukan pemerintahan nasional yang inklusif. Masalah kemanusiaan di Afghanistan sangat penting bagi kami. Meskipun dalam kondisi terkena sanksi, Iran telah memainkan peran penting melalui bantuan kemanusiaan dan dengan memfasilitasi transfer bantuan dari negara lain ke Afghanistan, bahkan Iran melakukan pengiriman obat-obatan dan makanan ke berbagai provinsi di Afghanistan.”
Baca Juga : Perkembangan Kerjasama Iran dan Uni Emirat Arab
Kepala dinas diplomatik melanjutkan: “Salah satu masalah yang menjadi perhatian perwakilan Iran di Kabul adalah tanggung jawab badan pemerintahan dan keamanan perbatasan bersama kedua negara. Sesuatu pernah terjadi dalam beberapa hari terakhir di salah satu titik perbatasan kami, dimana angkatan bersenjata kami merespons adanya koordinasi yang lemah dengan kekuatan keamanan Kabul. Kami secara resmi memprotes serangan yang terjadi di perbatasan, dan angkatan bersenjata kami menangani elemen-elemen ini dengan cepat.”
Kepala korps diplomatik juga mencatat: “Tentu saja, kami memahami situasi di Afghanistan dan pasukan yang terkait dengan badan pemerintahan yang belum memiliki kontrol yang cukup atas wilayah perbatasan dengan negara tetangga Afghanistan. Tetapi pihak kami ingin memperjelas di sini bahwa Republik Islam Iran bersikap tegas dalam menjaga keamanan nasional dan teritorial dengan pihak mana pun, dan kami menghimbau tanggung jawab Dewan Pengatur di Kabul untuk lebih fokus pada pengawasan dan kontrol mereka terhadap masalah yang terjadi.”
“Kami melihat adanya kesepakatan yang baik melalui jalur negosiasi yang solid, kuat dan rasional,” katanya, ketika berbicara mengenai pembicaraan di Wina.
Baca Juga : 100 Hari Raisi, Gabung Blok Besar Hingga Buka Perundingan Wina dengan Wibawa
Kepala diplomatik Iran juga mengatakan: “Kami dalam kesempatan ini akan menjelaskan mengomentari secara ringkas hasil dari pembicaraan pertama di Wina. Dengan itikad baik, keseriusan dan rencana tepat, dan inisiatif, kami menghadiri putaran pertama pembicaraan baru di Wina, dan beberapa hari yang lalu, baik dalam kontak pihak kami dengan para menteri luar negeri dari lima negara anggota dan dalam pembicaraan kami dengan Borrell, kami mengatakan kepada mereka bahwa anda begitu semangat mengadakan perindingan di Wina sejak empat minggu dan empat bulan terakhir, oleh sebab itu pihak Barat sendirilah yang harus memiliki inisiatif dan itikad baik untuk menjalankan komitmen mereka.”