Tehran, Purna Warta – Menteri Luar Negeri Republik Islam Iran, dalam pertemuan dengan mitranya dari Finlandia menegaskan bahwa kesepakatan di Wina akan terwujud ketika adanya keputusan dan komitmen pihak Barat, terutama Amerika Serikat.
Menteri Luar Negeri Finlandia Pekka Haavisto, yang tiba di Tehran lebih awal hari Senin (7/2) untuk melakukan kunjungan resmi ke Republik Islam Iran, bertemu dua kali dengan Menteri Luar Negeri Iran, Hossein Amir Abdullahian.
Baca Juga : Korban Besar Bom Cluster oleh Koalisi Agresor
Dalam pertemuan tersebut, kedua belah pihak bertukar pandangan tentang hubungan bilateral dan isu-isu regional dan internasional.
Pada kesempatan peringatan 90 tahun terjalinnya hubungan antara Iran dan Finlandia, para Menteri Luar Negeri kedua negara membahas cara-cara untuk meningkatkan hubungan politik, ekonomi dan parlemen antara kedua negara.
Kedua belah pihak saling mengakui potensi ekonomi dan perdagangan yang besar dari kedua negara. Kedua pejabat tersebut menekankan bahwa mereka bermaksud untuk secara signifikan meningkatkan kerja sama di bidang-bidang ini. Oleh karena itu, penekanan khusus ditempatkan pada pengoperasian kapasitas hubungan yang penting di bidang transportasi, pertanian, teknologi, kedokteran, kehutanan, kayu dan kertas, lingkungan, pengelolaan sumber daya air dan pertukaran ilmu pengetahuan ilmiah.
Baca Juga : Raisi: Kami Tidak Menunggu JCPOA Untuk membangun Ekonomi
Bagian lain dari pembicaraan para menteri berfokus pada upaya kedua negara untuk mengelola dampak dan konsekuensi dari perkembangan di Afghanistan di bidang pengungsi, perang melawan perdagangan narkoba dan perang melawan terorisme. Kedua belah pihak menekankan perlunya mendukung pembentukan pemerintah inklusif di Afghanistan, dengan cara yang mempromosikan stabilitas internal di Afghanistan dan keamanan di kawasan itu.
Amir Abdullahian dan Haavisto, saat bertukar pandangan tentang status terbaru pembicaraan Wina, menekankan perlunya pembicaraan untuk membuahkan hasil dengan cara yang mengarah pada kembalinya semua pihak pada implementasi penuh kewajiban berdasarkan perjanjian nuklir.
Dalam pertemuan ini, Menlu Republik Islam Iran menekankan kegagalan yang pasti dari kebijakan tekanan maksimum dari pihak pemerintahan AS, dan mengkritik kelambanan tiga negara Eropa dalam menghadapi kebijakan yang tidak manusiawi ini, serta menekankan bahwa Republik Islam Iran, berdasarkan kepentingan nasionalnya bertekad untuk mencapai Kesepakatan yang baik dan akan terus berkontribusi pada negosiasi, tetapi pencapaian kesepakatan membutuhkan keputusan penting dan komitmen dari pihak Barat, terutama Amerika Serikat.
Baca Juga : Mesir, dari Ancaman Yaman Hingga Ribut dengan Saudi
Perlu dicatat bahwa kedua belah pihak bertukar pandangan tentang beberapa perkembangan regional dan internasional lainnya, termasuk Suriah, Yaman dan Ukraina.