Baghdad, Purna Warta – Pasukan Amerika Serikat sedang mendirikan pangkalan militer di kota Makhmour, sebelah timur Mosul.
Sumber informasi keamanan di provinsi Nainawa, Rabu, melaporkan pergerakan pasukan Amerika Serikat yang mencurigakan.
Sumber informasi tersebut mengatakan kepada Kantor Berita Al-Ma’lumah bahwa pasukan AS sedang mendirikan pangkalan militer di kota Makhmour, sebelah timur Mosul.
Sumber itu juga mengatakan bahwa militer AS bekerja sama dengan pasukan Peshmerga (suku Kurdi yang bersenjata) memulai pembangunan pangkalan militer ini di Pegunungan Makhmour.
Berkaitan dengan hal tersebut, Ridho al-Dahlaki, seorang analis urusan militer Irak, baru-baru ini mengumumkan bahwa pemerintah Amerika Serikat bermaksud untuk mendirikan pangkalan udara di perbatasan antara Kuwait dan Irak.
“Kami telah menghubungi anggota Komite Keamanan dan Pertahanan parlemen Irak tentang masalah ini, tetapi sayangnya mereka tidak memiliki tanggapan dengan alasan informasi yang tidak cukup tentang masalah ini, dan mereka menolak setiap komentar atau kecaman atas tindakan ini dengan dalih bahwa mereka tidak memiliki cukup informasi, ” tambah al-Dahlaki.
Analis Irak tersebut menambahkan bahwa rencana masa depan AS di kawasan itu serupa dengan rencana yang dibuat di Arab Saudi untuk pembangunan pangkalan militer baru, akan tetapi AS sendiri mengklaim bahwa langkah-langkah pembangunan pangkalan adalah rencana militer untuk berjaga-jaga saja yang memungkinkan penggunaan sementara dalam keadaan darurat.
Jenderal Kenneth McKenzie, kepala Komando Pusat AS (Centcom), baru-baru ini mengumumkan bahwa “pangkalan ini, yang akan dibangun di Arab Saudi dan Wilayah Persekutuan lainnya, adalah pangkalan sementara dimana jikalau keadaan bahaya yang ekstrem tiba, maka pasukan akan dipindahkan ke pangkalan yang lebih aman,” katanya.
Al-Dahlaki menyatakan bahwa diamnya Irak atas masalah tersebut akan menimbulkan kerugian besar bagi negaranya, begitu juga akan memakan biaya besar, serta memperkuat pasukan asing dalam menjaga wilayah Irak, bahkan bisa menjadi stasiun untuk mengancam keamanan negara-negara tetangga Irak di sisi lain.
Baca juga: Duta AS di Irak: Selama Dibutuhkan, Kami akan Pertahankan Pasukan di Baghdad