Damaskus, Purna Warta – Sumber-sumber berita Suriah melaporkan kematian tiga tentara negara Suriah dan melukai enam lainnya dalam serangan udara oleh tentara Turki di pinggiran Aleppo pada hari Selasa (16/8).
Dalam hal ini, kantor berita resmi negara Suriah SANA melaporkan bahwa pesawat-pesawat tempur Turki menargetkan beberapa titik militer tentara Suriah di pinggiran Aleppo Selasa sore dari jam 14:37 hingga 15:00 waktu Damaskus, akibatnya 3 tentara tertembak dan meninggal sedangkan 6 lainnya terluka.
Baca Juga : Kepala Nuklir Iran: Semua Negara Berhak Atas Teknologi Nuklir Damai
Menurut laporan kantor berita SANA tersebut, beberapa jam sebelum serangan udara di Aleppo itu, tentara Turki menargetkan beberapa desa di kota Al-Raqqah di Suriah utara dengan serangan artileri.
Menurut laporan ini, pasukan tentara Turki menembaki desa-desa Al-Ma’alaq, Saida dan di sekitar jalan internasional M4 dengan artileri dan mortir, menyebabkan kerusakan pada rumah warga dan properti mereka.
Sumber-sumber lokal mengatakan bahwa dalam serangan artileri dan mortir Turki ini, empat warga sipil tewas dan lima lainnya terluka.
Serangan-serangan artileri tentara Turki dan kelompok bersenjata yang didukung oleh Ankara telah meningkat di Suriah utara, sejak Recep Tayyip Erdogan mengumumkan pada akhir Mei bahwa negaranya akan segera memulai operasi untuk menciptakan zona aman sedalam 30 kilometer di wilayah Suriah.
Di sisi lain Suriah menekankan bahwa ancaman rezim Turki untuk apa yang disebutnya dengan operasi zona aman di Suriah utara bertentangan dengan hasil dan keluaran pertemuan Astana.
Pada pertengahan Juni lalu, Ayman Suzan, perwakilan delegasi Suriah pada pertemuan proses Astana di Kazakhstan, mengatakan bahwa Rezim Turki terus melanggar kedaulatan dan integritas wilayah Suriah dan memukul genderang agresi dengan menargetkan wilayah Suriah dan membunuh warga yang tidak bersalah dengan alasan dan argumen yang tidak berdasar.
Baca Juga : Israel Akui Membunuh Lima Anak Gaza Setelah Menyalahkan Roket Palestina
Dia melanjutkan: Ancaman rezim Turki untuk menciptakan apa yang disebut zona aman bertentangan dengan hasil Astana, dan tindakan Ankara adalah kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan, dan masyarakat internasional harus menghadapinya.
Menanggapi ancaman Turki untuk melakukan operasi militer baru di Suriah, Alexander Lavrentiev, perwakilan khusus Rusia untuk Suriah, menegaskan kembali penentangan negaranya terhadap tindakan ini dan meminta Turki untuk menyelesaikan masalah secara damai.
Lavrentiev menyebut tindakan Turki di Suriah utara tidak rasional dan mengatakan bahwa tindakan ini mengacaukan situasi dan meningkatkan ketegangan di kawasan.